Jakarta-IMBCNews- Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat M. Sinaga menyampaikan bahwa minyak kelapa sawit dapat menjadi salah satu bagian dalam program makan bergizi gratis (MBG), yang diusung Presiden RI Prabowo Subianto.
Bahkan, Sahat menyebut nutrisi yang terkandung dalam minyak kelapa sawit setara dengan air susu ibu (ASI). “Nutrisi dalam minyak kelapa sawit itu setara dengan air susu ibu,” kata Sahat disela seminar Outlook Industri Sawit Indonesia di Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Sahat yang juga Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mengatakan, sawit dapat dikonsumsi oleh semua kalangan karena nutrisi dan vitamin yang terkandung di dalamnya cocok untuk semua orang.
Namun, tidak banyak yang paham dengan kandungan hebat nutrisi sawit ini. Sahat mengaku pernah bertanya pada 100 orang dokter tentang sawit, dan hanya tiga orang yang paham nutrisinya. “Saya tanya 100 dokter, cuma 3 (orang) yang tahu bahwa sawit itu mirip dengan air susu ibu,” ujarnya.
Minyak sawit bebas lemak trans dan memenuhi kebutuhan gizi yang memberikan manfaat untuk kesehatan manusia. Beberapa kandungan nutrisi sawit antara lain beta-karoten, tokoferol, tokotrienol yang merupakan komponen antioksidan Vitamin E.
“Untuk kebutuhan kesehatan, sudah banyak penelitiannya,” lanjut dia.
Lebih lanjut, Sahat menyebut salah satu kunci kekuatan fisik pemain-pemain sepakbola dari benua Afrika, seperti Ghana dan Afrika Selatan adalah mengkonsumsi sawit.
“Mereka semua mengkonsumsi sawit langsung, bukan mengkonsumsi gorengan. Maka tidak heran kalau pertumbuhan fisik pesepakbola Afrika cukup bagus, selain dari kekuatan fisik dan massa ototnya,” tukasnya.
Dengan nutrisi yang dimiliki, sawit seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengatasi stunting yang masih terjadi di Indonesia. “Kalau kita serius, stunting bisa diatasi dengan nutrisi yang ada di dalam sawit,” katanya.
Sejalan dengan itu semua, dia pun menunggu langkah para pengusaha kelapa sawit menjadikan komoditas unggulan ini sebagai sumber nutrisi program makan bergizi gratis Presiden Prabowo.
Hilirisasi Sawit
Pada sambutan seminar Outlook Industri Sawit Indonesia, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan, kebijakan hilirisasi industri sawit berjalan baik melihat ragam produk dan rasio ekspor yang mengalami kenaikan signifikan.
“Pencapaian program hilirisasi industri sawit ini terlihat dari dua indikator, yaitu ragam produk hilir, dan rasio ekspor bahan baku dengan produk hilirnya,” ucap Dirjen Industri Agro, Putu Juli Ardika.
Dirjen Industri Agro menyebutkan, ragam jenis produk hilir sawit semakin meningkat signfikan. Pada tahun 2010 hanya terdapat 54 jenis, meningkat menjadi 193 jenis pada 2023.
Sementara itu, rasio ekspor bahan baku dan produk hilir sawit juga kian melonjak. Tahun 2010, rasionya 40% dan 60% (bahan baku dan produk hilir sawit), dan naik drastis menjadi 7% dan 93% pada 2023. “Ini menandakan bahwa kebijakan hilirisasi berjalan dengan baik,” ujarnya.
Selanjutnya, dampak luas yang diberikan industri pengolahan sawit di Indonesia, antara lain terlihat dari jumlah penyerapan tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebanyak 17 juta orang.
Kemudian, sektor ini memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 3,5 persen. Kepada total ekspor nonmigas, industri memberikan andil sebesar 11,6 persen atau senilai Rp450 triliun sepanjang tahun 2023.
“Sedangkan, nilai ekonomi industri ini mencapai Rp193 triliun pada triwulan II tahun 2024, dan diproyeksi akan menembus Rp775 triliun hingga akhir tahun ini,” ungkap Putu. (KS)