IMBC NEWS, Jakarta | Peristiwa gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur pada Senin pekan lalu, mengakibatkan 61.908 jiwa mengungsi. Data terbaru BNPB per-tanggal 26 November 2022 menyebut korban meninggal menjadi 318 jiwa.
Pada hari keenam pasca gempa, Ahad (27/11) respons Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Mangement Center (MDMC) yang didukung penuh Lazismu, telah mengerahkan 270 relawan Muhammadiyah.
Pusat informasi berlokasi di SD Islam Kreatif Muhammadiyah Jl. KH Abdullah Bin Nuh No.64, Sawah Gede, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebagai Pos Koordinasi Utama, empat pos layanan di lokasi berbeda didirikan dengan layanan medis.
Selain respons cepat yang dilakukan para relawan muhammadiyah, Muhammadiyah mulai mendirikan hunian darurat di Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, pada Sabtu (26/11/2022) kemarin.
Kedatangan MDMC di Desa Sukamulya bersama Lazismu dan relawan muhammadiyah, disambut hangat warga Kampung Barukaso. Komunikasi bersama warga terdampak berjalan lancar sampai diadakan rembug warga.
Ketua LPB PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, di tengah rembug warga, mengatakan kehadirannya untuk menyampaikan kabar gembira. “Kendati suasana masih berduka, mari bersama-sama kita hilangkan duka tersebut untuk tetap bangkit menjaga martabat kemanusiaan,” ucap Budi dalam keterangan yang didapat Republika, kemarin.
Pihaknya disebut bisa bersilaturahim, ikut berempati dan merasakan bagaimana keadaan sekarang ini. Ia pun mengucap syukur melihat bapak-bapak yang ada di lokasi tetap ceria meskipu n rumah hancur, yang mana jika terus larut dalam kesedihan maka tidak akan selesai.
Budi menambahkan, kedatangan pihaknya ke lokasi tersebut bukan lantas pergi begitu saja. Tetapi, mereka berkeinginan yntuk mendampingi dan bergotong-royong membuat hunian darurat.
“Hunian darurat ini nantinya bisa ditempati dengan layak bersama keluarga. Karena itu, rembug warga ini adalah penting untuk menyepakati secara bersama-sama,” lanjut dia.
Salah seorang relawan Muhammadiyah, Heri Pramono, mengatakan pihaknya telah membuat hunian darurat prototipe sebagai contohnya. Dengan harapan, warga dapat melihatnya dari sisi ukuran dan bentuk.
“Mengapa kemarin kami membuat contoh hunian darurat ini di sini, karena berdasarkan hasil kajian dan ijin dari para pemangku kepentingan di desa ini terutama kepala desa, rukun warga dan rukun tetangga, warga sangat membutuhkan,” katanya.
Melengkapi keterangan Heri, relawan lain bernama Donny Halim Mutiasa turut menjelaskan rencana didirikannya 500 unit hunian darurat di desa ini. Ukurannya seluas 6 x 4 meter, sesuai standar internasional.
“Kami berharap, satu unit hunian ini bisa dihuni sebanyak 5 hingga 6 anggota keluarga,” ucap dia.
Mewakili warga Kampung Barukaso, Suganda mengucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah. Apalagi kedatangan Muhammadiyah akan mendampingi sampai hunian darurat ini berdiri yang dimulai hari ini.
“Bersama warga di sini kami bersepakat untuk saling gotong-royong membuat hunian darurat dan kami senang di lokasi ini juga akan didirikan masjid darurat agar warga dapat tetap beribadah” ujar Suganda.
Selain datang untuk rembug warga, Muhammadiyah juga menangani warga patah tulang yang sudah lanjut usia. Dokter Spesialis orthopedic Meiky Fredianto yang berasal dari RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta, langsung menangani pasien di lokasi tenda darurat untuk mengobati. (Sumber: Republika)