IMBCNews, Karawang | Sekitar 17 persen dari 381 orang lulusan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAM) 2 Karawang tahun pelajaran 2023/2024, diterima tanpa tes di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN). Angka ini terdapat kenaikan persentasi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu disampaikan Plt Kepala SMA 2 Karawang Dr. Epul Saepul, M.Pd., melalui Wakasek Bagian Kurikulum Yudi Kirmadi, S.Pd., di ruang kerjanya, pada Selasa 11 Juni 2024. “Kenaikan persentasi ini merupakan bagian dari kerja keras para pendidik di SMAN 2 Karawang dan dorongan pihak orang tua atau wali mereka,” katanya.
Yudi menjelaskan, para lulusan yang diterima tanpa tes di beberapa PTN itu jumlahnya 45 orang, antara lain diterima di Unsika Karawang, ITB Bandung, UPI Bandung, UPI Purwakarta, Universitas Indonesia, Undip Semarang, Uness Semarang dan Unsud Purwokerto.
“Melihat dinamika ini menandakan, terdapati juga kenaikan tingkat kepercayaan orang tua atau wali yang menyekolahkan anak-anaknya di SMAN 2 Karawang,” kata Yudi seraya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan tersebut.
Ia kemudian berpesan, bagi semua peserta didik yang baru lulus dan diterima di PTN hendaknya semakin giat belajarnya. Guru-guru di SMAN 2 Karawang ini berharap, agar mereka menjaga semangat ketika kuliah dengan tetap menjaga nama baik orang tuanya dan nama baik sekolah,” sebut Yudi penuh harap.
Ketua Komite SMAN 2 Karawang yang akrab disapa Nata merasa turut bangga dengan prestasi lulusan SMAN 2 tahun ini yang diterima masuk melanjutkan pendidikan di PTN tanpa tes. Sebagai komite sekolah, ia mewakili orang tua atau wali peserta didik dengan mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah.
Ia mengemukakan, guru-guru pada umumnya tidak hanya mengajarkan yang bersifat akademik saja kepada peserta didik. “Di sekolah ini juga menanamkan ajaran akhlaq yang bersumber dari pelajaran agama melalui teori mau pun praktik langsung,” tutur Nata.
Lebih lanjut menurutnya, ada beberapa pelajaran kestra kurikuler yang ditanamkan guru, bahwa kecerdasan itu tidak hanya kecerdasan akademik saja. Akan tetapi juga, harus diimbangi dengan kecerdasan emosional.
“Banyak orang cerdas akademiknya namun tidak cerdas emosinya; Sehingga, adab dan rasa saling menghargai cenderung rusak dan merugikan diri sendiri serta orang lain. Oleh karena itu, di sekolah ini berusaha untuk diimbangkan antara kecerdasan akademik dengan kecerdasan emosi melalui penerapan ajaran keagamaan. Kita yakin, agama mengajarkan sopan-santun dan tata cara kehidupan yang membawa kedamaian,” jelas Nata.
Ia kemudian berpesan, hendaknya lulusan SMAN 2 Karawang yang mendapat kesempatan kuliah mau pun bagi yang berkeinginan memasuki dunia kerja, di mana pun berada, tetap menjaga sopan santun serta menjunjung akhlaq mulia. (hrr/asy1106: lpt/lpg)