IMBCNEWS Jakarta | – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini Indonesia masih memiliki cadangan minyak sebesar 4,70 miliar barel. Namun, itu bukanlah angka yang bisa dibilang besar.
Dwi Soetjipto menerangkan, dengan kondisi sekarang, cadangan minyak tersebut hanya akan bertahan sampai sekitar 12 tahun. Maka dari itu, menurutnya perlu terus dilakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan minyak yang baru.
Dilansir investortrust.id Dwi mnegatakan, “Jadi kalau di oil dengan asumsi recovery 40%-50%, sebesar itu kira-kira untuk 12 tahun,” ujar Dwi Soetjipto dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Kamis (6/6/2024).
Sementara itu, cadangan gas Indonesia saat ini disebutkan oleh Dwi adalah sebanyak 55,76 triliun kaki kubik. Diperkirakan cadangan tersebut akan cukup untuk 22 tahun.
“Untuk gas, gas recovery akan lebih tinggi karena gas lebih gampang keluar. Itu kira-kira bisa untuk 22 tahun lebih,” terang dia.
Dwi memaparkan, saat ini cadangan minyak paling besar berada di Rokan dan Banyu Urip. Sebagai informasi produksi rata-rata bulanan Blok Rokan saat ini mencapai 164 ribu barel per hari (BOPD), sedangkan produksi di Blok Cepu (Lapangan Banyu Urip) sekitar 155 ribu BOPD.
“Jadi ini yang sudah menjadi proven reserves, sudah jadi cadangan yang memang sudah diambil. Jadi ini kan eksplorasi jalan terus. Kita memang kan targetnya mencari cadangan itu adalah minimal sama dengan yang diambil,” ujar Dwi.
Maka dari itu, Dwi berharap agar ke depannya Indonesia bisa menemukan lagi cadangan minyak dengan potensi yang lebih besar. Dengan demikian, cadangan minyak yang saat ini hanya tersisa untuk 12 tahun itu bisa bertambah masa waktunya.
“Sehingga yang tadinya 12 tahun itu akan jalan terus karena memang di 10 tahun yang lalu juga bilangnya (cadangan) untuk 10-12 tahun. Rolling terus karena memang ada temuan-temuan cadangan yang baru,” pungkas dia.
imbcnews/investortrust.id/diolah/