Surabaya-IMBCNews – Pengembangan talenta merupakan kunci dalam membangun daya saing, tak hanya lagi berdasarkan pada kapital yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga, demikian disampaikan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufik.
“Peradaban dunia tidak hanya penguatan kapital tapi talenta yang menentukan jatuh bangunnya bangsa kita,” ujar Taufik saat menjadi pembicara dalam gelaran Conference and Expose on Training (Con-Xtra) Balitbang Diklat Kemenag di Surabaya, Selasa (13/8) malam.
Taufik mengatakan ASN harus dibangun sebuah kesadaran akan pentingnya pelatihan yang berdampak nyata dalam setiap kinerjanya. Pelatihan yang dibuat tidak boleh lagi berorientasi sekedar pemenuhan tuntutan maupun mengejar sertifikat semata.
Ia mengapresiasi langkah Balitbang Diklat Kemenag yang tak hanya mentransformasi kompentensi ASN, tetapi sekaligus menciptakan ekosistem.
“Para pejuang inovasi dari badan lembaga litbang, terobosan dan pemikiran dari Badan Litbang, film musik, naskah-naslah yang didigitalisasikan. Ini rangkaian yang sangat penting,” kata dia.
Ia juga memuji upaya transformasi digital yang selama ini dilakukan Kementerian Agama sehingga bisa menjadi panduan bagi instansi atau lembaga lainnya.
Ia mengatakan bahwa mengelola umat yang beragam dengan satuan kerja dengan jumlah banyak menjadi tantangan besar bagi Kemenag.
Namun, kata dia, dengan keseriusan yang Kemenag dan menjadikannya sebagai salah satu program prioritas, transformasi digital berhasil dikembangkan dalam setiap layanan di Kemenag.
“MOOC Pintar yang dikembangkan Balitbang Diklat Kemenag mampu menjangkau pelatihan hingga jutaan orang, sementara yang lain susah. Selain itu bisa menghemat hingga triliunan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Balitbang Diklat Kemenag Suyitno mengatakan satuan kerja yang dipimpinnya layaknya dapur bagi Kementerian Agama. Balitbang Diklat harus menciptakan output ASN yang berkompetensi.
Maka dari itu, lanjut Kaban, perlu berbagai menu baru dalam setiap pelatihan SDM, layanan agar setiap program yang diluncurkan mampu diterjemahkan dengan baik oleh ASN.
“Balitbang diklat juga punya tugas berat, tetap menjadi penyangga kebijakan Kementerian Agama dalam bentuk policy brief. Makanya kita updating terkait isu-isu keagamaan, pendidikan keagamaan, dan kemasyarakatan,” ujar Suyitno.
Kegiatan Con-Xtra yang digelar di Surabaya menarik perhatian besar dari berbagai kalangan. Bukan hanya peserta dari Balai Diklat Keagamaan (BDK), Badan Litbang Agama (BLA), dan Loka Diklat Keagamaan (LDK) dari seluruh Indonesia yang hadir, namun acara ini juga terbuka bagi masyarakat umum, sehingga menjadi daya tarik bagi warga Surabaya dan sekitarnya.
Pameran Con-Xtra menampilkan beragam booth yang merepresentasikan keunikan dan kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari kerajinan tangan khas, busana tradisional, hingga aksesoris. Antusiasme pengunjung terlihat jelas dari keramaian yang memadati setiap sudut pameran.
Salah satu pengunjung, Muhammad Aldiansyah, seorang mahasiswa dari UIN Sunan Ampel, mengungkapkan kekagumannya terhadap acara ini. “Menurut saya, pameran Con-Xtra ini sangat mewah. Saya terkejut ketika melihat booth-booth dari seluruh Indonesia hadir di sini. Ini benar-benar mengesankan dan menambah wawasan saya tentang keberagaman budaya di tanah air,” ujarnya di lokasi acara.
Tidak hanya Aldiansyah, Ani, seorang warga Surabaya yang juga turut hadir, mengatakan sangat terkesan dengan pameran ini. “Acara Con-Xtra ini sangat bermanfaat dalam memperkenalkan budaya Indonesia yang beragam. Setiap booth memperkenalkan ciri khas daerah masing-masing, mulai dari kerajinan tangan hingga aksesoris yang sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Ani juga menambahkan bahwa meskipun usianya sudah lanjut, pameran ini memberikan pengalaman yang berharga baginya. “Buku-buku yang saya dapatkan dari pameran ini sangat membantu menambah pengetahuan dan wawasan saya.”
Baik Aldiansyah maupun Ani berharap agar acara Con-Xtra ini dapat diadakan secara rutin setiap tahun. Mereka yakin, dengan adanya acara seperti ini, generasi muda akan semakin mengenal dan mencintai budaya Indonesia. “Kita harus menjaga agar budaya-budaya kita tidak hilang, dan tetap terus dikenal oleh anak-anak muda zaman sekarang,” pungkas Ani.
Pameran Con-Xtra bukan hanya sekadar ajang pameran, tetapi juga menjadi jembatan untuk menghubungkan masyarakat dengan kekayaan budaya Indonesia yang begitu beragam. Dengan harapan besar dari para pengunjung, acara ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang dapat terus memberikan inspirasi dan pengetahuan bagi semua kalangan. (KS)