IMBCNews, Natuna | Bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Genting, Pulau Serasan Kabupaten Natuna mengakibatkan korban jiwa meninggal dunia. Tim Search and Rescue (SAR) gabungan memperkirakan lebih dari 50 orang meninggal dunia.
Saat ini proses evakuasi dan perbantuan oleh tim gabungan sudah menemukan 10 jasad korban. Sedangkan sekitar 42 warga masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan.
Kapolres Natuna AKBP Nanang Budi Santosa dalam siaran persnya menyampaikan, 35 personel gabungan bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI), Basarnas, dan BPBD Natuna sudah tiba dilokasi bencana sejak Senin (6/3/2023).
Perjalanan ke lokasi bencana selama tujuh jam via akses laut, membuat proses perbantuan ke warga korban bencana menjadi salah satu hambatan.
“Saat ini masih dinyatakan sekitar 42 warga yang belum ditemukan. Dan 27 rumah warga masih tertimbun material longsor,” kata AKBP Nanang, Selasa (7/3/2023).
Data yang dihimpun kepolisian, kata AKBP Nanang, sampai dengan Selasa (7/3/2023) dini hari, 10 korban meninggal dunia sudah ditemukan. Sedangkan 4 korban lainnya saat ini masih dalam perawatan maksimal akibat cedera berat.
Empat korban lainnya saat ini juga dikatakan dalam kondisi kritis. Sedangkan data pengungsian tercatat ada hampir seribu orang.
Posko pengungsian sudah dibuka. Di PLBN data pengungsian tercatat 219 orang. Di Puskesmas ada 215 orang. Pengungsian di Pelimpak dan Masjid al-Furqon ada sekitar 500-an orang.
Bupati Natuna Wan Siswandi menuturkan, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit membuat misi perbantuan juga terkendala.
“Untuk komunikasi saat ini masih mengalami gangguan di lokasi bencana tanah longsor. Dan tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, tim kesehatan dan medis sudah diterjunkan ke lokasi bencana untuk memberikan pertolongan dan bantuan,” tutur Wan, Selasa (7/3/2023).
Wan menjelaskan, dari informasi warga di lokasi bencana, tanah longsor yang terjadi pada Senin (6/3) berawal dari hujan lebat tanpa henti yang terjadi empat hari berturut-turut di wilayah Natuna. Warga di Desa Genting, Saresan, dan Saresan Timur sempat mengalami banjir. Namun sempat surut.
Pada Senin (6/3/2023) saat warga berusaha untuk mengumpulkan barang-barang berharga dan membersihkan rumah-rumah dari genangan banjir. Namun, dari perbukitan meluncur tanah longsor yang menimbun hampir seluruh perkampungan.
“Hujan empat hari berturut-turut di Desa Genting sempat membuat banjir. Saat banjir surut warga beramai-ramai membersihkan rumahnya. Nahas saat itu tanah longsor dari perbukitan menghantam perkampungan dan menimbun rumah-rumah warga yang saat itu sedang bergotong royong membersihkan banjir,” ungkap Wan. (Sumber: Republika)