Jakarta-IMBCNews – Inner child atau sifat kekanak-kanakan sering menyimpan luka-luka yang tak terselesaikan, yang dapat mempengaruhi kehidupan dan relasi saat ini jika tidak disembuhkan.
Masalah tersebut karena trauma masa lalu, terutama pada masa kanak-kanak yang dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia dan diri sendiri.
“Film memiliki kemampuan memiliki emosi memunculkan kenangan dan mencerminkan pengalaman manusia sehingga memungkinkan kita untuk mengeksplorasi inner child kita secara aman melalui cerita visualisasi dan musik,” ujar Budi Sumarno, Moviepreneur pada acara workshop “Journaling dan film untuk move on dari trauma masa lalu” di
Acara yang diselenggarakan oleh Unit Pengelola Perpustakaan Jakarta Dan Pusat Dokumen Sastra Hb Jassin (Seksi Perpustakaan) di Aula PDS HB Jassin Lantai 4 Taman Ismail Marzuki, Jumat (30/8) membahas inner child, sebuat trauma masa lalu yang belum selesai menghadirkan narasumber Budi Sumarno dan Coach Pris, co-writer Self Love Journaling dengan moderator Ridha.
Menurut Budi Sumarno, film adalah sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan dan berkomunikasi dengan audiens yang luas, melalui visual, dialog, narasi dan suara atau audio.
“Film dapat membuat penontonnya merasakan dan memahami pengalaman orang lain yang mungkin berbeda dari pengalaman mereka sendiri,” ujar Budi
Sementara Coach Pris menyampaikan, dengan menjaga diri lebih baik, pikiran menjadi lebih tenang dan tubuh juga akan terasa lebih segar.
Menurut dia, orang tidak harus menghadapi dan melakukan semua hal sendirian. Bila merasa beban emosi menumpuk, atau kelelahan akibat overthinking, bisa bercerita dan bersosialisasi dengan orang-orang terdekat.
Selain itu dengan journaling, misalnya mencoba journaling untuk mendokumentasikan hal-hal yang membuat hidupnya lebih bermakna.
“Mari kita sama-sama ucapkan saya sehat, saya bahagia, saya harmonis,” ajak Coach Pris kepada peserta workshop. (KS)