IMBCNEWS Jakarta | Polda Metro jaya secara resmi menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka dugaan pemerasan Yasin Limpo. Dengan begitu seyogianya Firli mundur dari jabatan ketua KPK jika ia ingin disebut sebagai orang yang taat hukum atau dapat dijadikan contoh pejabat publik yang baik.
Lembaga itu dibentuk secara khusus untuk memeragi korupsi di Indonesia yang kian akut. Kalau ketuanya “ngeyel” mau menang sendiri atau tidak taat hukum, jangan berharap akan ada generasi bangsa yang lebih baik, kata praktisi hukum Adi Manurung di Jakarta, Kamis.
Ia menyarankan setelah ia menerima surat sebagai tersangka, sebaiknya mundur dari KPK sama seperti para pendahulunya, Abraham Samat dan Bambang Wijayanto.
“Dulu ketua KPK Abraham Samad dan ketua lainnya Bambang Wijayanto setelah ia menjadi tersangka mereka mundur, dan itu berdampak KPK punya wibawa,” katanya.
Dilansir Republika.co Eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Yudi Purnomo menanggapi keputusan Polda Metro Jaya yang telah menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka dalam kasus pemerasan mantan menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Menurut dia, hal ini memberikan harapan terhadap masa depan pemberantasan rasuah.
“Alhamdulillah, akhirnya, masa depan pemberantasan korupsi setidaknya akan ada harapan cerah. Terima kasih Polda Metro Jaya atas kerja keras dan profesional membersihkan KPK dari unsur korupsi,” kata Yudi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/11/2023).
Yudi menjelaskan, setelah penetapan status ini, maka secara otomatis Firli bakal nonaktif dari posisinya sebagai Ketua KPK. Menurut dia, purnawirawan jenderal Polri itu pun sebaiknya mengundurkan diri.
“Otomatis Firli akan nonaktif dari posisinya. Oleh karena itu, sebaiknya Firli mundur daripada jadi beban KPK,” ujar Yudi.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terhadap SYL dalam penanganan kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2021. Penetapan tersangka tersebut diputuskan setelah penyidik melaksanakan gelar perkara.
“Telah dilaksanakan gelar perkara dengan hasil ditemukan-nya bukti yang cukup untuk menetapkan saudara FB selaku Ketua KPK RI sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa pemerasan,” tegas Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada awak media, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2023).
Penyidik Subdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah menaikan status kasus pemerasan SYL. Kasus ini berawal dari aduan masyarakat atau Dumas perihal adanya dugaan tindak pidana pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK dalam penanganan dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) 2021. Akibat kasus tersebut, SYL telah mengundurkan diri dari kursi jabatan menteri pertanian.
Dalam perkara ini diduga terjadi pelanggaran Pasal 12 huruf e atau pasal 12 huruf B atau Pasal 11 UU Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 20 tahun 2021 tentang perubahan atas UU Nomor 29 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncti Pasal 65 KUHP. Kemudian Polda Metro Jaya menerbitkan surat perintah penyidikan untuk mengusut kasus dugaan tindak pidana pemerasan tersebut.
imbcnews/diolah