Jakarta-IMBCNews- Sutradara Garin Nugroho menyampaikan beberapa pesan penting untuk Presiden RI Prabowo Subianto dalam Pidato Kebudayaan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Salah satunya dalam memanfaatkan digitalisasi budaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Pemerintahan Presiden Prabowo harusnya mampu mewujudkan seni dan budaya sebagai hak asasi yang sejajar dengan hak politik dan hak ekonomi. Hak di atas budaya dan seni merupakan hak dasar masyarakat sipil yang wajib didukung, ” kata Garin dalam Pidato Kebudayaan bertajuk ‘Balas Budi Untuk Rakyat’, Minggu malam (10/11/2024).
Pidato Kebudayaan adalah kegiatan rutin setiap tahun untuk merayakan ulang tahun TIM. Pada tahun ini, ulang tahun TIM yang ke-65, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) mengundang sineas Garin Nugroho untuk menyampaikan Pidato Kebudayaan.
Menurut Garin, kepemimpinan Presiden Prabowo wajib mewujudkan strategi ekonomi dengan kebijakan politik yang didukung perlindungan untuk memfasilitasi, melindungi, merawat dan menumbuhkan proses pemajuan kualitas kreasi dan apresiasi seni budaya, dan ekosistem yang sehat dan produktif.
“Sejarah mencatat bahwa setiap era revolusi teknologi 1.0 hingga 4.0, Indonesia selalu gagal menangkap momentum untuk melakukan lompatan peradaban baru,” tutur Garin.
“Kenapa? Karena negara tidak dikelola sebagai pemerintahan, tetapi selayaknya organisasi hiburan berbasis digital yang disertai ambisi kekuasaan politik dan ekonomi yang banal,” imbuh Garin di hadapan hadirin di Graha Bhakti Budaya.
Bahkan lanjut Garin, ruang publik media baru menjadi ajang pameran yang membosankan proses politik dan hukum serta kehadiran politisi yang tidak beretika.
“Akibatnya bangsa kehilangan arah dalam mencari kebaikan dan kebenaran sehingga esensi daya hidup warga negara sebagai individu yang memiliki hak-haknya untuk mewujudkan masyarakat sipil yang berkualitas menjadi luntur,” terang Garin.
Untuk itu kata Garin, sebagai bentuk balas budi kepada rakyat, pemerintahan Presiden Prabowo perlu untuk membentuk strategi budaya.
“Hal ini tentu untuk mengelola revolusi industri 4.0 dan 5.0 guna mengembalikan hak-hak warga negara sebagai landasan kebangkitan bangsa,” tandasnya.
Dipengujung pidato Garin menyampaikan, nilai kebudayaan yang paling penting adalah rasa keadilan. Sepanjang sejarah keadilan selalu menjadi kekuatan yang tak terbendung.
Kekuatan manipulasi dan propaganda mungkin dapat menundukkan keadilan untuk sementara waktu, tetapi pada akhirnya keadilan selalu menemukan jalannya.
“Keadilan akan hidup di hati rakyat dan melawan segala bentuk ketidak-adilan yang dilakukan oleh kekuasaan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat,” tandas Garin. (KS)