IMBCNEWS, Jakarta | Perusahaan raksasa teknologi, Google, mengumumkan sesuatu yang cukup besar dan menarik di mana mereka menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk melawan ancaman peretasan di ruang siber. Inisiatif ini disebut dengan nama pertahanan siber AI dengan ide awal menjadikan internet tempat yang lebih aman bagi semua pengguna dengan tetap selangkah lebih maju dari peretas dan serangan siber. Google menjanjikan bakal melatih AI untuk mengenali tanda-tanda serangan siber sebelum terjadi.
Masalah dalam menjaga keamanan ruang digital saat ini adalah peretas hanya perlu menemukan satu titik lemah untuk menimbulkan masalah. Di sisi lain, orang-orang yang menjaga keamanan di ruang digital dituntut untuk selalu sempurna. Untuk dapat mengatasi hal tersebut maka Google berpendapat bahwa AI dapat membantu menjadi solusi pertahanan siber. Dengan menggunakan AI, Google ingin memudahkan pakar keamanan menemukan dan menghentikan ancaman sebelum berubah menjadi masalah besar.
Rencana Google mencakup penggunaan AI untuk mengetahui kapan dan dimana serangan siber mungkin terjadi. Perusahaan yang berbasis di AS itu melatih sistem AI untuk mengenali tanda-tanda ancaman di dunia maya dengan melihat data dari seluruh dunia. Hal ini dapat membantu menghentikan peretas sebelum mereka melakukan kerusakan apa pun.
Salah satu hal menarik yang telah diungkap Google ialah mengenalkan produk buatannya bernama Magika. Magika dirancang untuk mengenali malware, yaitu perangkat lunak yang dirancang untuk merusak atau meretas sistem. Program itu sudah dilatih dan telah sangat pandai dalam membedakan jenis file mana yang aman dan mana yang tidak, sehingga memudahkan untuk menangkap perangkat lunak berbahaya sebelum menimbulkan masalah.
Google juga percaya bahwa memerangi ancaman dunia maya adalah upaya tim. Mereka menyerukan perusahaan dan pemerintah untuk bekerja sama, berbagi informasi, dan menggunakan AI untuk menjadikan internet lebih aman bagi semua orang. Singkatnya, Google menggunakan AI tidak hanya untuk bereaksi terhadap ancaman dunia maya namun juga untuk mencegahnya. Demikian dilaporkan oleh Gizmochina, Jumat (16/2).