IMBCNews, Karawang | Kabupaten Karawang yang dijuluki Lumbung Pangan Nasional, pada Tahun Anggaran 2022 memperoleh kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di 7 kecamatan, dengan total anggaran Rp7 miliar.
Kini, LPM di 7 lokasi yaitu: Kecamatan Kutawaluya, Rawamerta, Majalaya, Telagasari, Lemahabang, Tempuran, dan Kecamatan Cilamaya Wetan sudah berdiri kokoh. Disayangkan banyak pihak, isi di Gudang LPM umumnya masih kosong; Sebagaimana disampaikan Ketua Gapoktan Mekar Sari Desa Sekarwangi Kecamatan Rawamerta H Udira.
Ia mengatakan, penerima DAK untuk pembangunan Gudang LPM dari pemerintah pusat itu kepada tujuh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di tujuh kecamatan yang ada di Karawang. Ketujuh LPM Gapoktan yang dibangun sudah selesai dan diresmikan Bupati Karawang, namun sampai hari ini masih terkendala dengan pengisian bahan baku pangannya atau gabah juga operasionalisasi mesinnya.
“Kami bingung juga bagaimana teknis mengisi gabah ke Gudang LPM yang kami kelola ini. Sementara kapasitasnya sekitar 200 ton gabah. Pemerintah belum memberikan arahan soal ini. Gapoktan mana punya modal untuk membeli padi dari hasil penen para petani,” sebut Udira kepada IMBCNews di Gudang LPM Mekar Sari pekan lalu.
Ia juga mengemukakan, besar dan luas bangunan gudang LPM Gapoktan Mekar Sari ini berukuran 12 x 15 meter. Untuk tempat mesin pabrik dan pengelolaan gabah, ukurannya 10 x 12 meter. Sedangkan ini dibangun menghabiskan anggaran sekitar Rp611 juta, tidak termasuk lahan.
“Untuk lahannya hibah gapoktan. Jadi di luar anggaran DAK. Kalau dihitung banguan saja dengan sarana mesin penggilingan padi dan mesin oven gabah totalnya mencapai Rp 1 milyar, sesuai dengan anggaran DAK 2022 dari kebijakan Kementerian Pertanian. Sayangnya sarana Gudang LPM Gapktan yang baru ini belum dapat dimaksimalkan. Karena diperlukan modal juga termasuk untuk mengumpul hasil panen padi dari masyarakat,” kata dia, mengeluh.
Menurut Udira, Gudang LPM Gapoktan Mekar Sari memang masih Kosong; Pengilingan padi belum jalan karena mesin dari anggaran pemerintah pusat belum dapat dioperasionalkan dan masih banyak yang harus diperbaiki lagi.
“Yach, jadi gapoktan masih harus punya modal juga itu untuk perbaikan mesin pengelola gabah dan penggilingan padi, sekitar seratus juta-an kira-kira. Untuk belanja mesin pabrik waktu itu ‘kan sudah dipandu dengan e-Katalog, hasilnya ternyata masih seperti ini,” ungkap dia.
Ketua Gapoktan Mekar Sari di Desa Sekarwangi Kecamatan Rawamerta ini, lantas memungkin-mungkinkan; Untuk enam LPM Gapoktan di kecamatan lainnya ia perkirakan masih bernasib sama, Gudang LPM untuk penguatan ketahanan pangan masyarakat masih pada kosong isinya. (hmd/asy-IMBCNews)