Jakarta-IMBCNews – Indonesia sangat kaya dengan literasi, bahkan karya literasi terpanjang di dunia bukan cerita Mahabharata, namun karya dari suku Bugis, provinsi Sulawesi Selatan yaitu, I La Galigo.
“I La Galigo karya literasi terpanjang. Bahkan falsafah Bugis ini lebih panjang dari pada Mahabharata di India,” ujar Samsul Zakaria Ketua DPW KKSS DKI Jakarta saat memberi sambutan pada seminar bertema ‘I La Galigo Menolak lupa’ di Aula Perpustakaan Nasional Jakarta, Senin (23/9/2024).
Sambutan juga disampaikan Kepala Penghubung Prov. Sulsel Rais Rachman yang menyampaikan hal senada I La Galigo merupakan karya sastra terpanjang di dunia. Meski demikian menurut Rais, I La Galigo menjadi spirit masyarakat Sulsel menghadapi masalah kehidupan.
Adapun narasumber seminar tersebut yaitu; Erick Sukrisna (Pengiat Budaya dari Sulsel), Sri Eko Sriyanto Galgendu (Pemimpin Spritual Nusantara), Dr. Syarif Andi Sahriansyah Alwi (Tokoh adat kerajaan Bone) dengan moderator Arif Hidayat. Acara juga digelar Fashion Show Nusantara.
Sebelum seminar acara dibuka oleh tarian khas suku Bugis yakni Tari Paduppa, juga digelar Fashion Show menampilkan busana-busana dari Fashion Filosofi by Erick Sukrisna dan penampilan dari Komunitas Perempuan Pelestari Budaya Indonesia (KPPBI) yang diketuai oleh Diajeng Dewi yang menampilkan busana dari setiap pulau yang ada di Indonesia.
Erick Sukrisna selaku ketua panitia acara sekaligus tokoh pengiat budaya mengatakan, Fashion Filosofi bukan hanya sekedar berkarya menampilkan wastra Nusantara, tetapi kita menjunjung tinggi nilai budaya yang adi luhung. Tidak hanya itu, saat ini pihaknya aktif dalam pengiat budaya karena ada keterkaitan dengan manuscript kuno untuk memperkuat dari akar budaya.
“Jika kita berbicara I La Galigo sudah pasti ceritanya tidak akan terlepas dari suku Bugis, karena memang asal dari I La Galigo dari suku Bugis di Sulawesi Selatan Indonesia”, ujar Erick.
Erick menjelaskan, sebelum membuat seminar ini, dirinya sudah membaca terlebih dahulu, dimana dan membutuhkan waktu kurang lebih 7 bulan membaca manuscript kuno ‘I La Galigo’ yang ditulis dengan bahasa Bugis kuno. Nilai-nilai yang terkandung antara lain kejujuran, kepemimpinan dan sistem pemerintahan.
“I La Galigo merupakan sebuah kumpulan catatan dalan bentuk penggalan puisi yang bersuku kata lima yang biasa dibacakan seperti syair lagu yang disebut Massureq,” katanya.
Erick mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan partisipasinya kepada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, penghubung daerah provinsi sulawesi selatan, Madame Ranca, PT. Citra kreasi makmur, PERWANTI, KPPBI, PT. Meganik Snowbrand Indonesia, PT Info Media Suara Kebenaran Nusantara (Cheka management) , Pronas, Tuppeware dan Dapur Cheka Gemoy.
Untuk kelanjutan acara Seminar ini, akan di adakan Fashion Show I La Galigo menolak lupa dan pawai perahu pinisi di Bundaran Hotel Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2024. (KS)