Oleh Abdullah Al Katiri, Ketua Umum Ikatan Advokat Muslim Indonesia (IKAMI)
IMBCNEWS Jakarta | Indonesia merupakan negara muslim terbesar dunia. Sebagai negara terbesar, tak cukup hanya mengecam dan menghimbau kepada Zionis Israel untuk menghentikan genosida, tetapi secara nyata mengirim pasukan dan senjata bersama negara Muslim lainnya.
Sudah seharusnya mengirimkan pasukan militer ke Gaza, karena Zonis Israel tidak lagi indahkan resolusi PBB utamanya DUNHAM 1948. Itulah pilihan paling riil, jelas, dan berdampak jika ingin menghentikan genosida atas bangsa Palestina.
Sebagaimana kita saksikan di hari-hari belakangan ini, Zionis Israel terus melancarkan agresi brutal yang membunuh banyak rakyat sipil. Sepertiganya adalah anak-anak. Tentu kecaman Indonesia dan berbagai negara kepada Israel di berbagai forum internasional layak diapresiasi.
Pemberian bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia dan dunia pun perlu diberikan notasi.
Namun Israel tidak akan berubah karena kecaman. Karena sejak peristiwa ‘bencana’ Nakba 1948 yang memulai penjajahan Israel di bumi Palestina, kecaman demi kecaman sudah mereka terima. Dan mereka tidak berubah.
Mereka justru membalas dengan berbagai perang dan pendudukan yang lebih luas. Zionis Israel juga tidak tersentuh perasaannya atas bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina yang mengalir dari berbagai penjuru. Gaza yang sudah begitu lama diblokade sehingga sulit mendapatkan bantuan, kini semakin menderita. Akses air, obat-obatan, energi listrik disumbat. Mereka mengalami ‘sakaratul maut’ massal.
Masih ‘beruntung’ Gaza memiliki Hamas, kelompok perjuangan (freedom fighters) yang dinobatkan sebagai teroris oleh Zionis Israel, AS, dan sekutu lainnya. Hanya Hamas yang masih memberikan perlawanan. Walau secara perimbangan kekuatan militer sangatlah tidak seimbang.
Karenanya, jika Indonesia dan negara-negara Muslim betul-betul serius ingin memperjuangkan kemerdekaan Palestina, sudah saatnya kita mengirimkan pasukan militer ke Gaza. Mengapa negara-negara Muslim? Karena perjuangannya bukan hanya bagi Palestina, tapi juga bagi Masjid Al Aqsa, tempat suci ketiga yang sekaligus kiblat pertama umat Islam.
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana cara Indonesia dan negara-negara Muslim mengirimkan pasukan militer ke Palestina? Paling utama, segeralah berdiplomasi, menggalang persatuan dengan negara-negara yang memiliki kesamaan visi, tujuan, dan kekuatan.
Bisa jadi, lamanya penguasaan atas Palestina dan Masjid Al Aqsa oleh penjajah Zionis Israel adalah potret dari minimnya persatuan di antara kita. Padahal, sebagai muslim, membebaskan Al Aqsa dan Palestina adalah panggilan agama dan syariat. Semoga Allah azza wa jalla memberikan hidayah kepada para pemimpin Indonesia dan dunia Islam lainnya. *
imbcnews/diolah