IMBCNRWS | Jakarta, Untuk mempelajari demokrasi yang baik ternyata tak perlu jauh-jauh pergi ke Amerika Serikat atau benua Eropa yang kadangala prosesnya jelimet dan ribet. Selandai Baru, sebuah negara relatif kecil di ujung timur (East Southeast) dengan jumlah penduduk tak lebih dari 5 juta jiwa, puny atokoh perempuan namanya Jacinda Ardern.
Tiba-tiba melakukan jumpa pers secara tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri mulai 7 Februari 2023 dan mendorong para penggantinya untuk bersiap-siap mengambil alih jabatan prestisius itu. Ia tidak menyebutkan alasannya mengapa, tetapi dalam suatu jumpa pers disebutkan, ada waktu untuk memimpin dan ada kalanya aktu untuk berhenti. “Saatnya saya berhenti pada saat ini,” katanya, sambil tersenyum.
Ini berbanding tebalik dengan para tokoh di Indonesia. Ardern melihat kekuaaan tidak silau. Mereka berkuasa saat negaranya dilanda Covd 19, dan ia menangani sepenuh hati hingga negaranya termsuk negara yang tidak banyak warganya meninggal.
Usai Covid reda, pertumbuhan ekonomi mulai menggeliat dan situasi poliik kian stabl, saatnya ia pamit dari rakyatnya, karena merasa tugas sebagai pempin selesai. Hebat nian Jacinda Ardern, anda layak sebagai contoh pimpinan yang demokratis dan tidak tamak.
Seperti dilansir ABC Indonesia, Jumat, Jacinda Ardern mengumumkan pengunduran dirinya yang mengejutkan sebagai Perdana Menteri Selandia Baru, sekaligus menetapkan Pemilu pada 14 Oktober mendatang. Pengunduran dirinya akan berlaku terhitung mulai 7 Februari.
PM Ardern tampak menahan air mata saat mengumumkan hal ini pada hari Kamis (19/01) saat dia menyebutkan dirinya tidak memiliki energi untuk mencalonkan diri kembali.
“Saya tahu apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan ini. Saya sadar bahwa saya tidak lagi memiliki cukup persediaan bekal untuk dapat menjalankannya dengan baik,” katanya seraya menambahkan keluarganya tetap mendukungnya untuk melanjutkan karir sebagai politisi, tapi mereka juga setuju dengan keputusannya ini.
“Memimpin suatu negara dalam masa damai itu hal biasa. Memimpin melalui masa krisis itu berbeda. Saya mendapat keistimewaan untuk bersama-sama warga Selandia Baru menghadapi krisis dan mereka menaruh kepercayaan pada saya,” katanya.
Terkait dengan Pemilu pada bulan Oktober, PM Ardern yakin partainya, Partai Buruh Selandia Baru, akan menang, tapi dia mengisyaratkan bahwa Wakil Perdana Menteri Grant Robertson tidak akan mencalonkan diri sebagai pemimpin partai.
imbcnews/abc/diolah/