Oleh: Asyaro G Kahean
Ahad, 20 November 2022, pagi. Penggembira Mumtamar Muhammadiyah ke-48 Kafilah PCM Matraman berziarah ke makam KH Ahmad Dahlan. Tiba di lokasi pemakaman sekira pukul 08:00 WIB. Terdapati makam 9 tokoh berjasa besar, selain pendiri Muhammadiyah salah satunya pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lafran Pane.
Pemakaman itu lebih dikenal dengan Taman Pemakaman Umum (TPU) Kampung Karangkajen, Desa Brontokusuman, Mergangsan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemakaman ini, pada gilirannya menjadi bagian dari saksi atas eksistensinya Muhammadiyah hingga hari ini.
Di lahan pemakaman yang letaknya di perkampungan padat pendududuk, berada di RT 43 RW 11; Salah satunya bertuliskan nama pada jirat makam: KH Ahmad Dahlan (lahir 1 Agustus 1868 — wafat pada 23 Februari 1923).
Posisi pemakaman itu di barat Masjid Jami’ Karangkajen; Merupakan masjid dan pemakaman yang berada di tengah pemukiman penduduk kampung yang padat dengan lahan 3.000 meter persegi; Sekitar 2.000 meter untuk area pemakaman dan sisanya berupa bangunan fisik dan fasilitas masjid.
Lokasi tersebut, jaraknya hampir 5 kilometer dari Kampung Kauman, tempat kelahiran KH Ahmad Dahlan dan juga alamat pertama Persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan pada 8 Dzulhijjah 1330 H, bertepatan dengan 18 November 1912 M.
Melihat kondisi fisik makam KH Ahmad Dahlan dan lainnya, sangat terkesan alangkah sederhananya. Rata-rata bangunan pada makam berupa pasangan batu bata yang direkat semen, berbentuk empat persegi panjang. Bagian tengah pada makam hanya timbunan tanah yang dihias taburan batu-batu kerikil. Sedangkan jirat makam KH Ahmad Dahlan dan lainnya hanya satu berada di bagian kepala (utara) dan tertulis pada jirat nama orang dimakamkan di situ.
Bangunan fisik makam di TPU Kampung Karangkajen, sepintas bukanlah bangunan fisik yang terlihat megah. Semua makam didesain nyaris sama, tanpa jirat atau batu nisan berornamen keramik atau batu granit mewah yang berharga mahal. Juga, pada setiap makam umumnya tanpa dibangun rumah-rumahan.
Sekali pun ornamen makam sangat tidak sedibanding dengan desain semacam Taj Mahal di India, akan tetapi TPU Kampung Karangkajen selalu diramaikan peziarah yang datang dari berbagai pelosok tanah air.
Para peziarah ke pemakaman ini bukan hanya warga Muhammadiyah saja. Akan tetapi juga peziarah yang datang dari berbagai suku, ras, dan mereka yang penganut faham atau aliran selain Muhammadiyah.
Bidang Pelayanan Umum Komplek Pemakaman Kampung Karangkajen H Yusuf Hadjiri mengaku, bahwa ada beberapa orang peziarah yang sempat juga menawarkan keingian membangun pekamaman dengan konsep kekinian; Dengan maksud agar makam terlihat berbeda dari kondisi yang sekarang.
Terutama pada makam KH Ahmad Dahlan dan beberapa tokoh nasional, peziarah itu inginnya dibangun lebih bagus dan memancarkan kemewahan spesifik dan khas. | bersambung….