IMBCNews, Manado | Chairman ‘Indonesia Japan Business Network’ (IJB Net) Suyoto Rais menyebut, sektor pertanian Jepang masih membutuhkan sekurangnya 36 ribu pekerja secara bertahap dari tahun ke tahun.
Hal itu dikatakan Suyoto Rais yang mengutip pernyataan Vice President dan Director YUEMI Inc, Yo Maeda dan Yoshikazu Eshiro saat pertemuan di Manado, Jumat(11/8), sebagaimana keterangan, Sabtu.
“Ini khusus untuk pertanian saja (36 ribu pekerja), dan kalau hanya beberapa ribu, itu sangat-sangat kurang. Tahun depan target YUEMI sekitar 1.000 pekerja dan akan terus meningkat,” kata keduanya melalui penerjemah Suyoto Rais.
Sumber daya pertanian di Jepang, kata Maeda rata-rata sudah berumur 68 tahun atau sudah lanjut usia, sehingga sangat membutuhkan sumber daya manusia dari luar negeri yang cukup banyak.
“Sekali lagi ini baru berbicara terkait dengan sektor pertanian,” ujarnya.
Dari kebutuhan sekitar 550 pekerja saat ini, separuh lebih berasal dari Indonesia.
“Pekeja dari Indonesia penurut, pekerja keras, gampang diatur, gampang berkomunikasi, dan enak berkawan. Itulah yang membuat terkesan dan akan fokus dengan Indonesia,” sebut Maeda yang sesekali bertukar bicara dengan Eshiro.
Pekerja dari Indonesia ini, kata dia, akan banyak berdiskusi dengan IJB Net.
“Mereka sangat impresif dengan Sulut, secara geografi dekat dengan Jepang, ada penerbangan langsung, dan orang-orangnya harmonis. Itu membuat munculnya rasa kedekatan khusus sehingga dipilihlah Sulut sebagai pilot project,” ujarnya.
Maeda menambahkan, pekerja yang memegang label ‘Specified Skilled Workers’ atau pekerja berketerampilan khusus akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan standar orang Jepang apakah itu gaji, kenaikan posisi atau pun bonus.
“Gaji untuk yang baru lulus atau masih baru bila dirata-ratakan sekitar Rp22 juta rupiah per bulan,” katanya. (Sumber: Antara)