IMBCNEWS Jakarta | – Konflik di Laut Merah terus “memakan korban”. Kali ini kapal pengangkut Jepang.
Tiga perusahaan pelayaran besar negeri itu mengatakan akan menangguhkan rute melalui Laut Merah, mulai Rabu (17/1/2024). Serangan milisi Huthi di Yaman terhadap kapal-kapal di jalur penting tersebut menjadi penyebab.
“Kami telah menangguhkan navigasi melalui Laut Merah bagi semua kapal yang kami operasikan,” kata juru bicara Nippon Yusen atau dikenal sebagai NYK Line, diberitakan AFP, dilansir cnbc pada Rabu.
“Keputusan tersebut adalah untuk menjamin keselamatan awak kapal,” tambahnya.
Sementara itu dua perusahaan pelayaran besar Jepang lainnya yang ikut menangguhkan pelayaran adalah Mitsui O.S.K. Lines dan Kawasaki Kisen Kaisha. Juru bicara keduanya juga mengonfirmasi.
“Kapal-kapal yang kami operasikan dan akan memasuki Laut Merah diminta untuk tidak memasuki Teluk Aden di selatan Laut Merah,” kata juru bicara Mitsui O.S.K. Lines.
“Perusahaannya menangguhkan navigasi ke Laut Merah sejak Jumat, namun kami tidak memiliki kapal di dekat Laut Merah saat ini,” kata juru bicara Kawasaki Kisen Kaisha, Goro Kitamura.
Houthi telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah sejak Oktober. Milisi itu menyinyalir ini sebagai bentuk solidaritas ke Gaza.
Serangan dikatakan menargetkan kapal dengan tujuan dan kepentingan Israel. Desember lalu, Houthi mengatakan tak akan berhenti sampai bantuan diberikan ke wilayah Palestina yang dikuasai Hamas itu.
Akhir pekan lalu, militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris membombardir wilayah Yaman yang dikuasai Houthi sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan di Laut Merah. Ini tak meredamkan situasi dan membuat Houthi makin menjadi menyerang kapal-kapal di laut 15% perdagangan global itu.
Selasa malam, AS juga dilaporkan melakukan serangan udara ketiga ke Yaman guna menggempur Houthi. Situasi ini makin meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang regional yang berdampak pada perdagangan secara luas.
Laut Merah adalah jalur pelayaran terpendek antara Asia dan Eropa di perairan, di mana kapal-kapal melintasi area itu menuju Terusan Suez, Mesir. Akibat serangan, perusahaan pelayaran mengalihkan rute ke ujung harapan, di Afrika Selatan (Afsel), yang membutuhkan waktu lebih lama dan memakan biaya lebih mahal
imbcnews/diolah/