Jakarta, IMBCNews | Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) mengajak semua pihak termasuk tingkat Kementerian/Lembaga, pemerintah provinsi hingga kabupaten untuk terlibat dalam pengawasan penggunaan dana desa.
Pasalnya, dana desa menjadi salah satu elemen penting untuk menyukseskan terwujudnya ketahanan pangan program Presiden Prabowo Subianto.
“Kami sudah MoU sama Pak Jaksa Agung agar kepala desa tolong diawasi. Jadi dana desa ada jejaknya,” kata Mendes PDT Yandri Susanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.
Ia berharap dengan kolaborasi semua pihak terkait, dana desa dapat diawasi setiap rupiahnya sehingga bermanfaat maksimal.
Dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2025 bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan Kementerian/Lembaga Bidang Lainnya di Aula Tengku Rizal Nurdin Sumatera Utara, Selasa (21/1), Yandri menekankan bahwa pihaknya serius mendukung terwujudnya ketahanan pangan.
Hal itu salah satunya tercermin dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Desa (Permendesa) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Petunjuk Operasional atas Fokus Penggunaan Dana Desa Tahun 2025.
Disebutkan pada Pasal 7 Ayat 4 bahwa minimal 20 persen dari dana desa harus digunakan untuk ketahanan pangan sesuai potensi desa dan disepakati serta diputuskan dalam musyawarah desa (Musdes).
Untuk Provinsi Sumatera Utara, total dana desa 2025 sebesar Rp4,57 Triliun yang diharapkan dapat berkontribusi besar menyukseskan program-program Presiden Prabowo Subianto baik dalam ketahanan pangan maupun makan bergizi gratis.
“Di Sumatera Utara dana desa sangat besar jangan sampai menguap tanpa jejak,” ucapnya.
Ketahanan pangan ditargetkan terwujud pada 2027 mendatang dan dimulai dengan tidak adanya impor beras, jagung, gula, dan garam mulai Januari 2025. Bahkan setiap hasil panen para petani dipastikan terjual dengan harga layak sehingga memberi keuntungan kepada masyarakat.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan yakin keberhasilan ketahanan pangan adalah pembuka pintu untuk Indonesia menjadi negara besar yang sehat dan kuat secara mental.
“Saya optimis kita bisa menjadi negara maju. Karena sumber daya alam kita luar biasa, kita harus kawal bareng-bareng,” katanya.