IMBCNews, Jakarta | Ketua Parlemen Turkiye Numan Kurtulmus menyayangkan, karena sikap beberapa negara di dunia, kedaan perang Rusia-Ukraina makin menjauh dari titik solusi “Damai dan Adil. Karenanya, perang ini berpotensi menjadi perang antara Rusia dengan seluruh dunia barat.
“Jika perang antara Rusia-Ukraina tidak diakhiri secara damai, tidak menutup kemungkinan kita akan mendengar jejak Perang Dunia Ketiga,” sebut Kurtulmus pada acara buka puasa dengan para duta besar berbagai negara di Ibukota Ankara, Selasa.
Menurutnya, Presiden Turki Recep Tayeb Erdogan telah berulang kali menekankan keinginannya untuk mempertemukan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Turkiye, agar ada diskusi secara formal guna mengakhiri konflik.
Hanya saja, sebut Kurtulmus, negara-negara lain di dunia terutama negara Barat kurang memberikan dukungan terhadap ide Turkiya, sehingga solusi mengkakhiri perang Rusia-Ukraina belum terwujud. ” Sehingga kita telah menjauh dari titik solusi “Damai dan Adil,” imbuh dia.
Kurtulmus mengatakan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah melakukan kontak dekat dengan para pemimpin kedua negara dan hampir membawa masalah ini ke titik penyelesaian.
Turkiye, tambah dia, dipuji secara internasional atas peran uniknya sebagai mediator antara Ukraina dan Rusia yang berulang kali meminta Kyiv dan Moskow untuk mengakhiri konflik melalui negosiasi.
Kurtulmus juga menyoroti situasi yang mengerikan di Gaza, di mana lebih dari 31.800 warga Palestina terbunuh dan ribuan lainnya terjebak di bawah reruntuhan, dan mereka menghadapi kekurangan pangan yang parah.
Dia menyoroti juga untuk dilakukan upaya global mengakhiri perang Israel di Gaza, yang menghidupkan rasa kemanusiaan global dengan menyerukan gencatan senjata segera.
Kurtulmus juga menggarisbawahi perlunya menghentikan serangan mematikan dari Israel demi stabilitas regional.
Menurut Ketua Parlemen Kurtulmus munculnya jenis peperangan baru, yang disebut sebagai perang dagang atau perang proksi, semakin menguatkan organisasi teroris, dan menumbuhkan perselisihan di antara masyarakat dan menyebabkan terbunuhnya ribuan orang tak berdosa di Timur Tengah, Afrika dan Asia.
Dia menekankan sementara beberapa negara memanfaatkan organisasi teroris sebagai alat dengan kedok “perang proksi” sebagai kartu dalam kebijakan luar negeri mereka. Di sisi lain ungkap Kurtulmus bahwa Turkiye pun berperang melawan semua kelompok teroris tanpa diskriminasi apa pun. (Sumber: Anadolu)