IMBCNews, Namrole_Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Buru Selatan (Bursel), berkomitmen menjaga integritas sebagai penyelenggara pengawasan Pemilihan Umum (Pemilu), Minggu, 17 November 2024, meggelar deklarasi damai, anti politik uang dan politisasi Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA), yang dipusatkan di Alun-Alun Kota Namrole.
Hadir dalam acara tersebut, Ketua Bawaslu Kabupaten Bursel, Robo Souwakil, bersama jajarannya, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bursel, Pasangan calon nomor satu, La Hamidi dan Gerson Eliaser Selsily, Perwakilan dari pasangan calon nomor 2 dan 3 melalui tim kampanye masing-masing, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bursel, Perwakilan dari TNI-POLRI, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) hingga desa dan berbagai tamu undangan lainnya.
Kehadiran berbagai elemen ini mencerminkan sinergi semua pihak dalam menciptakan Pilkada yang damai, netral, dan berintegritas.
“Deklarasi ini kami mengundang seluruh paslon dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sebagai bentuk komtmen kita menjaga dan bersama-sama mengawal seluruh proses tahapan, ” kata Ketua Bawaslu, dalam sambutannya saat membuka deklarasi damai tolak politik uang dan politisasi SARA, Minggu, 17 November 2024, di Alun-Alun Kota Namrole.
Selalu ketua Bawaslu, Robo juga berterima kasih buat paslon nomor urut satu yang hadir lengkap, dan paslon nomor urut dua yang dihadiri oleh dua anggota DPRD aktif yang tergabung dalam partai koalisi.
Menurutnya, Bawaslu melaksanakan kegiatan ini dengan tema anti politik uang dan politisasi sara, karena selama 54 hari Bawaslu melihat secara signifikan, agak sedikit kurang, baik paslon dan semua tim sukses baik itu partai pengusung, relawan belum mencapaikan visi misi sebagaimana diatur oleh undang-undang.
Karena kita tahu bersama bahwa tahapan minggu tenang selama tiga hari menjadi tahapan yang sangat krusial.
Menjadi pengalaman kita yang terjadi disetiap penyelenggaraan pemilu atau pemilihan, tahapan menjadi upaya paslon untuk memainkan apa yang menjadi anti Bawaslu yaitu politik uang dan politisasi sara.
“Kita menghimbau seluruh masyarakat untuk dapat membantu kami dalam mengawasi seluruh tahapan, terutama money politik. Karena money politik dalam pembuktian agak sedikit sulit, kami menyadari sungguh jajaran kami terbatas,” tutur Sowakil.
Sebab, di kecamatan cuma tiga, di desa cuma satu, setiap satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) adalah satu.
“Kami berharap semua stakeholder menjadi informan, menjadi mata dan telinga kami Bawaslu untuk melakukan dugaan pelanggaran, tersisa tinggal 10 hati per hari ini 17 November, ” kata sarjana sosial politik ini.
Ia menyebut, esensi dari demokrasi adalah sebuah konstetasi yang dilahirkan untuk menyeleksi pemimpin yang terbaik dari yang baik.
“Oleh karena itu, saya meminta bapak, ibu kita, untuk berkolaborasi melaksanakan dipertengahan penyelenggaraan tahapan pemilihan kepala daerah untuk berkomitmen bersama bahu membahu untuk melawan segala bentuk ketidakdilan segala bentuk kecurangan yang akan merusak dan menghambat nilai esensi demokrasi itu sendiri, ” ucap orang nomor satu di Bawaslu Bursel ini.
Kegiatan ini turut diisi dengan pembacaan dan penandatanganan ikrar deklarasi damai bersama, KPU, Pemda Bursel, DPRD, TNI, Polri, Paslon LHM-GES dan perwakilan Paslon nomor urut dua dan tiga.