IMBCNews – Jakarta – Satuan Dukungan Cepat (RSF) yang terlibat konflik selama dua tahun dengan tentara reguler Sudan, menyerang sejumlah desa sejak Senin lalu (17/2), menewaskan lebih 200 orang termasuk perempuan anak.
AFP mengutip laporan kelompok Emergency Lawayers yang mendokumentasiken sejumlah pelanggaran HAM menyebutkan , serangan RSF menyasar Desa Al Kadaris dan Al Khelwat di negara bagian White Nile.
Selain itu dilaporkan, seranga ndi Pasar Omdurman, kota terbesar di Sudan, menewaskan 40 orang, sementara RSF juga dilaporkan melakukan eksekusi, penculikan, penghilangan paksa, dan penjarahan properti Sabtu lalu (15/2) yang menyebabkan ratusan orang terluka atau hilang.
Sejumlah penduduk dilaporkan ditembak saat mencoba melarikan diri menyeberangi Sungai Nil. “Beberapa orang tenggelam,” kata para pengacara, menyebut serangan terhadap penduduk desa itu sebagai tindakan “genosida”.
Sejak April 2023, Sudan dilanda konflik brutal antara pasukan panglima militer Abdel Fattah Al Burhan dan mantan wakilnya, komandan RSF Mohamed Hamdan Daglo.
Kedua belah pihak dituduh melakukan pelanggaran dan kejahatan perang di Sudan. Konflik antara kedua petinggi militer itu telah menewaskan puluhan ribu orang, dan membuat lebih dari 12 juta orang mengungsi.
Sebelumnya, serangan pesawat nirawak atau drone di salah satu rumah sakit di El-Fasher di wilayah Darfur, Sudan menewaskan sedikitnya 30 orang , padahal RS itu adalah satu-satunya yang masih beroperasi di El-Fasher.
Sejak April 2023, tentara Sudan berperang melawan paramiliter RSF yang telah merebut hampir seluruh wilayah barat Darfur yang luas dan juga mengepung El-Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara, sejak Mei.
Namun sejuh ini RSF belum berhasil mengklaim pendudukan kota itu di mana kelompok milisi lain yang bersekutu dengan tentara reguler telah berulang kali memukul mundur mereka.
Ultimatum pasukan pemerintah
Sebelumnya Minggu lalu (16/2), RSF mengeluarkan ultimatum, menuntut pasukan pemerintah meninggalkan kota tersebut paling lambat Rabu sore (19/2) sebelum serangan yang diperkirakan akan terjadi.
Aktivis lokal telah melaporkan pertempuran yang terjadi secara berkala sejak saat itu, termasuk tembakan artileri berulang kali dari RSF di kamp pengungsian Abu Shouk yang dilanda kelaparan.
Sementara itu, PBB telah menyuarakan kewaspadaan, serta kedua belah pihak agar dapat memastikan perlindungan penduduk sipil kota tersebut, yakni sekitar dua juta orang.
“Penduduk El-Fasher sangat menderita akibat kekerasan, pelanggaran serta penyiksaan brutal selama berbulan-bulan, khususnya selama pengepungan kota yang berkepanjangan,” kata jubir HAM PBB, Seif Magango.
Menurut sumber medis, gedung gawat darurat RS Saudi telah dihantam oleh drone RSF beberapa minggu lalu.
Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Universitas Yale mengamati tiga drone canggih buatan China yang dilengkapi roket udara ke darat di Bandara Nyala yang dikuasai RSF, sekitar 200 kilometer di selatan.
Perang saudara di Sudan juga menunjukkan perseteruan dua petinggi militer mengorbankan para pengikutnya dan juga rakyat tidak berdosa yang menjadi tumbalnya. imbcnews/Theo/sumber diolah: AFP )