ANWAR ABBAS
Beberapa hari yang lalu tepatnya pada hari kamis tanggal 8 Agustus 2024 Muhammad Yunus (84 tahun) telah diambil sumpahnya sebagai Kepala Pemerintahan sementara menggantikan Sheikh Hasina yang mengundurkan diri dan kabur keluar negeri karena tidak mampu mengendalikan situasi dan keamanan dalam negeri akibat adanya gerakan perlawanan yang dipimpin oleh para tokoh mahasiswa.
Meskipun Yunus hanya menjadi pemimpin peralihan dengan tugas menghantarkan Bangladesh untuk mempersiapkan Pemilu. Tetapi ada satu hal yang menarik yaitu mengapa rakyat dan tentara serta para tokoh politik dan masyarakat sepakat untuk memintanya menjadi pemimpin ? Tentu hal demikian tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan dedikasinya selama ini kepada bangsa dan negaranya.
Salah satu hal yang sangat menarik dan dihargai tidak saja oleh rakyat bangladesh tapi juga oleh masyarakat dunia yaitu komitmennya untuk membela orang miskin sehingga akhirnya Yunus dan Grameen Bank dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2006 atas kerja mereka bagi menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah.
Ini artinya Yunus lewat grameen bank yang dibinanya telah mampu mengangkat harkat dan martabat orang miskin terutama kaum perempuan sehingga mereka bisa keluar dari kemiskinan yang selama ini telah melilit dan menghimpit kehidupan mereka. Bahkan tidak hanya sampai disitu yunus juga telah berhasil menumbuhkan kembali kekuatan dan kepercayaan diri masyarakat lapis bawah tersebut untuk bangkit dan mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Atas dasar itulah tentunya para tokoh mahasiswa, tentara dan rakyat serta para politisi di negara tersebut sepakat untuk meminta Yunus memimpin bangladesh walau hanya untuk sementara karena mereka tahu dan percaya Yunus adalah sosok pemimpin yang tulus yang sangat cinta kepada rakyat dan bangsanya terutama mereka-mereka yang hidupnya termarginalkan.
Penulis Wakil Ketua Umum MUI dan pengamat sosial ekonomi dan keagamaan