IMBC News | Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di madrasah semakin meningkat. Bahkan orang tua siswa mendukung program madrasah tahfidz di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Jakarta.
Kepala MAN 3 Jakarta, Samsurial, S.Pd, M.Pd mengatakan, madrasah tahfidz (menghapal) Al Quran adalah madrasah yang mengembangkan program menghafal Al Quran bagi siswanya.
“Program madrasah tahfidz di MAN 3 akan dimulai bulan Februari, secara bertahap,” kata Samsurial saat ditemui awak imbcnews.com di ruang kerjanya, Kamis (19/1) pagi.
Lulusan S1 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta (d/h IKIP Jakarta) dan program S2 STAI Al Hikmah Jakarta ini mengungkapkan, program madrasah tahfidz pernah dia helat saat menjadi Kepala MAN 21 Jakarta. “Saya pernah menghidupkan madrasah tahfidz di MAN 21,” ungkapnya.
Menurutnya, siswa yang menghapal Al Quran tidak akan terganggu dalam mengikuti mata pelajaran yang diberikan. “Justru dengan menghapal Al Quran akan membangkitkan kecerdasan siswa,” ujarnya.
Bahkan saat ini lanjut dia, tidak sedikit siswa yang diterima di perguruan tinggi atau universitas dengan mengandalkan hapalan Al Quran.
Untuk itu, MAN 3 sudah memiliki fasilitas bagi peserta program madrasah tahfidz, ada masjid dan lokal bagi siswa menginap, juga tengah menyiapkan kebutuhan seperti makan-minum.
Program madrasah tahfidh dikemas seperti boarding school, ada ustadznya, musrif dan musrifah. “Orang tua siswa banyak yang mendukung program ini. Namun dari 700-an siswa, pada tahun ini hanya 50-60 yang akan mengikuti program madrasah tahfidz,” jelasnya.
Selain itu lanjut Samsurial, siswa di MAN juga sudah mengikuti kurikulum hapalan reguler. “Paling tidak lulus madrasah ini hapal 1 juz,” ujarnya.
Semula memang diprogram kalau setiap siswa yang belajar di madrasah, mulai dari madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah lalu madrasah aliyah bisa hapal tiga juz.
“Namun program terhambat karena input siswa tidak sama, ada yang masuk tsanawiyah bukan lulusan ibtidaiyah, dari sekolah dasar, juga ada yang masuk aliyah lulusan SMP, ” ungkap Samsurial.
Terkait moderasi beragama di madrasah, Samsurial mengatakan, MAN 3 Jakarta sangat mendukung program yang menjadi prioritas nasional ini. Menurutnya, moderasi beragama menjadi demikian penting, menjadi cara untuk mengembalikan praktik beragama agar sesuai dengan esensinya, dan agar agama benar-benar berfungsi menjaga harkat dan martabat manusia, tidak sebaliknya.
“Belum lama ini kami menerima tamu dari Direktorat Pendidikan Katolik melalui Subdit Pendidikan Menengah yang melakukan kunjungan ke MAN 3 Jakarta.
Kunjungan tersebut dalam rangka studi tiru penerapan Kurikulum Merdeka. Kurikulum tersebut wajib dilaksanakan pada tahun 2024. MAN 3 merupakan satu-satunya MAN yang berada di wilayah Jakarta Pusat dan menjadi pilot project implementasi Kurikulum Merdeka,” jelas Samsurial.
Dijelaskan, MAN 3 Jakarta berlokasi di Jalan Rawasari Timur, Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Berdiri diatas tanah seluas 3.500 meter persegi, bangunan tiga lantai dengan 20 lokal kelas dan laboratorium dan masjid. Saat ini jumlah siswa sebanyak 708 siswa terbagi tiga jurusan, IPA, IPS dan khusus agama.
Guna mengembangkan madrasah ini, Samsurial menerapkan kiat dengan cara mengkaji sumber daya manusia yang ada di MAN 3. “Tak hanya kognitif, tetapi juga semangat juang harus
ada,” ujarnya.
Selain itu melakukan beberapa program yaitu; madrasah budaya, madrasah juara, madrasah sehat, madrasah ramah anak, madrasah riset, madrash tahfidz dan madrasah digital.
“50 persen lulusan MAN 3 masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN),” ujar Samsurial mengakhiri pembicaraan. (Kadar Santoso)