Jakarta- IMBCNews – Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menggandeng media dalam menyebarkan penguatan moderasi beragama di Indonesia. Karena, media menjadi salah satu dari delapan kelompok strategis yang mendukung penguatan moderasi beragama.
“Media memang menjadi kelompok strategis yang akan digandeng oleh Balitbang Diklat Kemenag RI,” kata Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Amien Suyitno pada Media Gathering bertema Sinergi Memperkuat Moderasi Beragama untuk Indoneisa Maju dan Harmoni, di Jakarta, Senin (4/3/2024).
“Kami ingin merangkul juga media, kami perlu juga masukan-masukan baik dari isu yang beredar dan dibutuhkan masyarakat ataupun dari segi konten. Saya rasa ini penting ditindaklanjuti,” imbuh Suyitno.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa selama ini banyak konten yang sudah dibuat oleh Kemenag RI bahkan dibuat berdasarkan kategori usia. Mulai dari MB junior, MB Gen Z dan konten lainnya.
“Kita sangat berharap dengan media, untuk mengekspos produk-produk baik yang sudah kita buat. Kita punya kepentingan untuk itu” ujarnya.
Bahkan, Suyitno juga berencana membuat penghargaan untuk media yang secara aktif dan masif menyebarkan konten-konten terkait moderasi beragama. “Insya Allah ini bisa dilakukan, dan saya harap ini menjadi pemicu bagi media untuk aktif menyebarkan moderasi beragama,” ujarnya lagi.
Sementara Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo menilai media sebagai salah satu faktor penting dalam memasifkan konten penguatan Moderasi Beragama.
“Saya kira penting menggandeng media, terutama dalam penyebaran informasi Moderasi Beragama. Balitbang harus memasifikasi dengan sering mengajak media, agar lebih banyak dan lebih luas sebarannya,” jelas Wibowo.
Menurut dia, banyak praktik baik yang terjadi di Indonesia dalam hal penerapan moderasi beragama. Hal ini perlu dipotret oleh media. “Contoh baik, misal saling menghargai perbedaan, toleransi, dan hal lainnya, itu media mampu membuat konten yang dikemas secara menarik sehingga bisa diminati dan dipahami,” ungkapnya.
“Kolaborasi dengan media akan berdampak baik bagi keberagaman dan kesatuan Indonesia. Hal tersebut bisa menjadi warisan baik bagi bangsa,” imbuhnya.
Selain melalui media konvensional, media saat ini sudah melakukan konvergensi dengan menyebarkan informasi melalui media sosial. “Kalau saya lihat juga, jauh lebih besar followers yang dimiliki media, dan saat ini memang sebarannya melalui medsos,” ungkap Wibowo.
“Hampir dipastikan bahwa, masyarakat yang saat ini mayoritas gen Z membaca berita dari postingan medsos. Maka medsos inilah garapan sesungguhnya. Jadi lahan perjuangan bagi Balitbang harus mulai bergeser ke medsos juga,” ungkapnya lagi.
“Saya rasa lebih signifikan dibanding dengan cara lama. Makanya pemerintah sudah mulai mendigitalisasi narasi-narasi moderasi beragama ke dalam konten-konten yang bisa dimengerti dan dipahami mayoritas masyarakat Indoensia, yang saat ini adalah Generasi Z dan Milenial,” jelasnya.
Dia berharap, pesan yang disampaikan melalui kolaborasi baik dengan media, maupun konten digital yang disebarkan melalui media sosial, mampu berdampak. Karena, tugas penguatan moderasi beragama sudah tak lagi menempel kepada Kementerian Agama melalui ASNnya, tapi semua masyarakat.
“Sehingga perilaku moderasi beragama mampu diterapkan bahkan pada lingkup terkecil sekalipun, yaitu keluarga dan lingkungan sekitar kita,” ujar Wibowo. (KS)