IMBCNEWS Jakarta | Universitas Melbourne School yang berbasis di Ausralia melakukan wisuda terhadap mahasiswa Indonesia tepatnya di Hotel The Westin Kuniningan Jakarta., dengan keynote speaks Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., M.H.
Univeritas Melbourne Australia memfasilitasi para mahasiswa berasal dari Indonesia yang ingin melakukan wisuda dengan hikmat dengan biaya ringan.
“Mahasiswa tahun 2019 – 2021 saat terjadi pandemi covid-19 mereka banyak yang pulang ke Indonesia dan tidak kembali lagi. Mereka itu sudah menyelesaikan paket SKS-nya tinggal melakukan wisuda,” kata Country Manager Melbourne University Australia Emmy Amalia kepada pers di Jakarta, Rabu.
Disebutkan, jumlah wisudawan dan wisudawati 44 orang untuk tingkat magister hukum dan 1 orang stata 3 atau PhD.
Gelar PhD adalah kepanjangan dari Doctor of Philosophy, tetapi yang satu orang itu tetap PhD bidang hukum, karena gelar PhD tidak hanya diperolih dari jurusan filsafat saja.
Menjawab pertanyaan Emmy mengatakan, mereka tidak dapat lagi balik ke kampus Australia dengan berbagai alasan, seperti ijin visa habis, ijin cuti kantornya tidak ada lagi atau biaya pulang balik relatif mahal.
“Untuk mengatasi hal itu, pihak kampus melakukan lompatan melakukan wisuda di Jakarta, sehingga mereka tetap mempunyai kenangan menggunakan Toga dan dapat foto dengan saudaranya atau kedua orang tuanya,” katanya menambahkan.
Ia juga mengatakan, model seperti ini, jika dinilai dapat memantu atau meringankan kepada para siswa dapat dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.
Univeritas Melbourne termasuk kampus tertua di Australia tahun 1853, tepatnya ada diwilayah Melbourne, Victoria, dimana kampus ini selalu menjaga mutu dan kepercayaan para mahasiswa agar selalu masuk rangking tinggi dunia.
Ia juga mengatakan, diantara intektual Indonesia yang mendapatkan gelar kehormatan guru besar (Profesor) dibidang hukum dari Universitas Melbourne, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., M.H. dan Dr. Mulya Lubis.
Prof. Jimly mendapat anugerah Honorary Professor dari Melbourne Law School melalui Program Miegunyah Fellowship di Melbourne University pada 27 Juli 2023.7 Agu 2023.
Pada kesempatan itu Prof Dr. Jimly Asshiddiqie, juga memberikan Keynote speaker atau pembicara kunci dalam acara wisuda tersebut.
Ia menegaskan kembali Univeritas Melbourne Australia, terus dapat meningkatkan kerjasama antara perguruan tinggi di Indonesia dan Australia, karena manfaatnya cukup besar dalm mengembangkan ilmu pengetahuan utamanya ilmu hukum dari perguruan yang sudah punya reputasi internasional itu.
Sebelumnya ia juga mengatakan, soal demokrasi dan negara hukum yang menghadapi kenyataan semakin banyak hal baru yang menyebabkan menurunnya kualitas dan integritas demokrasi dan negara hukum. Hal itu membutuhkan penjelasan baru agar kualitas dan integritas demokrasi dan negara hukum itu dapat dikawal dan dibimbing dengan baik oleh dunia ilmiah.
Banyak negara demokrasi termasuk Indonesia dan Australia mengalami “democratic regression” atau “democratic backsliding phenomena”.
Indonesia secara kuantitatif dikenal sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Namun dari segi kualitas, indeks demokrasi Indonesia tahun 2022 ada pada urutan ke-54, turun dari urutan ke-52 pada 2021. Bandingkan dengan Australia yang menurut laporan the Economist Intelligence Unit menempati ranking ke-13 pada tahun 2020, turun ke ranking ke-15 pada tahun 20221. Demikian pula indeks negara hukum, Indonesia masih berada pada ranking ke-68 pada tahun 2021 dan Australia pada ranking ke-9 per tahun 2021, dan turun ke ranking 15 pada tahun 2022. Dengan demikian masih membutuhkan keseriusan dalam meningkatkan kualita sdemokrasi ndonesia.
imbcnews/diolah/