IMBCNews, Jakarta | Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, A. Halim Iskandar, menyatakan bahwa jalan desa yang sepanjang 2015-2022 didanai dengan dana desa berhasil meningkatkan ekonomi rakyat sekaligus memeratakan ekonomi, terutama bagi golongan menengah ke bawah.
Ini ditunjukkan oleh peningkatan proporsi pengeluaran 40% golongan terbawah di desa naik 0,64 persen dan 40% golongan menengah naik 1,44%, sebaliknya 20% golongan teratas turun 2,08 persen.
“Perlu dicatat bahwa dana desa berasal dari APBN, yang secara khusus ditransfer langsung dari rekening kas negara ke rekening kas desa. Negara kemudian membuka ruang partisipasi rakyat desa agar secara mandiri menentukan penggunaan dana desa, sehingga jenis pengeluaran itu tepat sesuai kebutuhan rakyat desa,” kata Halim Iskandar di Jakarta, Kamis.
Halim Iskandar melaporkan, ternyata pada tahun 2015 rakyat desa memutuskan membangun membangun 30.787 km jalan desa, kemudian pada tahun 2016 membangun 60.762 km, lalu tahun 2017 membangun 61.793 km, pada tahun 2018 membangun 38.259 km, dan tahun 2019 membangun 40.109 km.
Bahkan, pada masa pandemi Covid-19, desa tetap memutuskan membangun 30.168 km pada tahun 2020, dan 46.612 km pada tahun 2021. Berorientasi pada penanganan warga desa terdampak pandemi Covid-19, pada 2022 dibangun 3.166 km jalan desa.
“Secara keseluruhan, terbangun 311.656 km jalan desa yang didanai dengan dana desa,” papar Halim Iskandar.
Ia mengatakan manfaat jalan desa ini telah dikaji perguruan tinggi dari 33 provinsi, dan disimpulkan membantu warga desa untuk bekerja ke desa tetangga atau ke kota, menurunkan biaya angkut komoditas pertanian, memperlancar warga desa yang hendak berobat, serta mempermudah anak-anak bersekolah. Buku-buku hasil kajian ini tersedia secara daring di Google Playbook, juga di situs https://kemendesa.go.id.
“Pembangunan jalan desa mengejawantahkan SDGs Desa Tujuan ke 9: Infrastruktur dan Inovasi Desa sesuai Kebutuhan,” tegas Halim Iskandar, “SDGs Desa sendiri adalah arah kebijakan pembangunan desa sampai 2030”.