IMBCNEWS, Jakarta | Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya reformasi struktural saat menghadiri pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
“Saat-saat penuh tantangan seperti ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan beragam reformasi struktural,” kata Sri Mulyani dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Menurut Menkeu, tantangan perekonomian global semakin kompleks, terutama mengenai kondisi higher for longer yang makin memerosotkan posisi fiskal sejumlah negara.
Dalam konteks itu, Indonesia sudah mengambil langkah reformasi struktural, yang tercermin pada lahirnya Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) dan UU Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (UU HKPD).
Selain itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga menjadi katalisator upaya-upaya mempercepat transformasi perekonomian, seperti menaruh fokus investasi pada infrastruktur dan sumber daya manusia.
Bendahara Negara menyebut contoh-contoh itu merupakan bentuk upaya menyelesaikan beragam isu-isu pembangunan.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan juga menyampaikan keluarnya kebijakan-kebijakan terkait isu perubahan iklim dapat memicu crowding out secara global.
Kebutuhan pembiayaan yang masif itu berpotensi memberikan tekanan yang besar pada pasar dan berujung pada meningkatnya suku bunga. Pada akhirnya, kondisi tersebut meningkatnya tekanan terkait pembiayaan pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia di dalamnya.
“Menghadapi segala dinamika global ini, menyambut kebijakan fiskal yang matang dan bijaksana sangatlah penting,” ujar Sri Mulyani.
Menkeu RI menghadiri agenda Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) sebagai wakil Indonesia pada rangkaian Finance Ministers Meeting.
Tercatat sebanyak 21 menteri keuangan negara anggota APEC turut hadir pada diskusi tersebut
IMBCNEWS/ANT/Diolah