IMBCNews, Jakarta | Dalam upaya akselerasi pendayagunaan wakaf untuk meningkatkan dan menguatkan ekonomi ummat dan bangsa, Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) mulai 28 hingga 29 Oktober 2023. Puncak Rakernas akan dipusatkan di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan.
Hal yang tidak terlewatkan dalam rangkaian Rakernas MPW, dilaksanakannya Training of Trainer (TOT) Sistem Informasi Manajeman Aset Muhammadiyah. TOT, dilaksanakan di Hotel Millenium, Jl KH Fachruddin-Tanah Abang Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).
Ketua MPW PP Muhammadiyah Amirsyah Tambunan dalam sambutan pembukaan TOT meyampaikan bahwa MPW dahulunya bernama Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.
“Dalam hal perubahan nama, sama dengan terjadinya perubahan nomor klatur. Sedangkan nama sekarang Majelis Pendayagunaan Wakaf atau disingkat MPW,” sebutnya.
Amirsyah mengemukakan, nama baru ini mempunyai makna filosofis agar dapat lebih efektif mendayagunakan wakaf secara produktif. “Selama ini, banyak tanah wakaf terlantar disebabkan banyak faktor. Antaranya, lemahnya gerakan masyarakat untuk melakukan transformasi wakaf,” singgung dia.
Lebih lanjut Amirsyah merinci bahwa terbatasnya kemampuan mendesain proyek berbasis wakaf secara integral, telah dipandang menjadi masalah tersendiri. Akibatnya, proyek komersial dan proyek sosial pada masa lalu kurang dinamis.
Lebih lanjut ia katakan, masih kurang sekali profesionalisme Nadzir dalam mendesain manajemen keuangan syariah. “Padahal Nazir profesional ini instrumen integrasi keuangan komersial dengan social finance yang berpotensi untuk diberdayakan,” terang dia.
Permasalahan pemberdayaan wakaf berikut, kata Amirsyah, rendahnya tingkat kepatuhan terkait implementasi terhadap ketentuan syariah, karena lemahnya literasi, edukasi dan sosialisasi oleh pemangku kepentingan.
“Sedangkan terakhir, belum meratanya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya digitalisasi wakaf dalam bentuk sumber pembiayaan. Maka semua permasalahan ini yang mendorong diadakan TOT ini,” tandas Amirsyah.
Dengan diurai permasalahan-permasalahan tersebut, lanjur Amirsyah, MPW PP Muhammadiyah bertekad melakukan langkah-langkah strategis antara lain:
Pertama, penguatan tata kelola menyangkut aspek managemen dan aspek kelembagaan Nadzir. Kedua, berorientasi pada pendayagunaan wakaf agar produktif dengan penguatan aspek pembiayaan dan aspek kompetensi Nadzir.
“Hal ini tentu saja dimaksudkan untuk melakukan tranformasi dan akselerasi agar tanah wakaf di Pedesaan dan di Perkotaan Produktif,” pungkas Amirsyah di hadapan sekitar 300-an peserta TOT. (Asy: Panpel/MPW)