Oleh H Anwar Abbas *]
IMBCNews | Bagaimana rakyat kecil akan tertolong dan akan bisa lebih baik nasibnya, jika para pengusaha mikro dan kecil masih terus dipalaki oleh pihak-pihak tertentu? Yang mengherankan, mengapa perilaku semacam ‘pemalakan’ masih juga terjadi hingga saat ini?
Pedagang kerak telor yang berdagang di Jakarta International Expo (JIExpo) –berlangsung dari 14 Juni sampai 16 Juli 2023, di Kemayoran Jakarta Pusat–, adalah sebagai salah satu misal.
Dahulu, masalah pengaturan pedagang kerak telor ditangani langsung oleh pihak JIExpo. Hanya saja, beberapa tahun terakhir ini sudah diserahkan pengaturannya kepada pihak ketiga atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Kabar pun gencar beredar. Pihak LSM yang mengelola lapak ternyata meminta kepada para pedagang kerak telor sebesar Rp17 juta per titik, selama JIExpo berlangsung. Padahal, pihak JIExpo hanya menge-charge pedagang mikro dan kecil masing-masing sekitar Rp5,5 juta untuk satu titiknya.
Tampak juga di sini, pihak LSM sepertinya mengambil untung yang sangat besar terlebih dahulu. Padahal, kalau seandainya para pedagang kerak telor tersebut langsung berhubungan dengan pihak JIExpo seperti dahulu, tentu akan bisa menambah tingkat pendapatan dan keuntungan pedagang mikro dan kecil dimaksud.
Dengan adanya pihak ketiga yang mengambil keuntungan begitu besar, apa yang diharapkan para pedagang mikro-kecil tentu cenderung tidak tercapai. Sekiranya pedagang kerak telor atau yang sekelas dengan pedagang mikro dan kecil itu berhubungan langsung dengan pihak JIExpo, tentu saja hasilnya akan dapat memperbaiki hidup yang lebih baik dan lebih sejahtera. Akan tetapi hal demikian tampaknya cenderung tidak terjadi. Kasihan sekali ya, nasib mereka….
*] H. Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah