IMBCNews, Ottawa | Sekurangnya tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang pada Jumat (14/7) mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam peluncuran peluru kendali antarbenua (ICBM) oleh Korea Utara. Tiga negara ini menyatakan peluncuran rudal tersebut merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Rudal itu ditembakkan Korut pada Rabu (12/4) dari wilayahnya di pantai timur, dan terbang selama 74 menit pada ketinggian 6.000 kilometer dengan menempuh jarak 1.000 kilometer, menurut Jepang.
Peluncuran pada Rabu itu kemungkinan merupakan yang paling lama waktu tempuhnya bagi rudal Korut selama ini.
“Tindakan ini merupakan pelanggaran yang terang-terangan dan mencolok terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB, juga menjadi ancaman berat bagi perdamaian serta stabilitas Semenanjung Korea dan sekitarnya,” kata para menteri luar negeri AS, Korsel, dan Jepang.
Ketiga negara itu mendesak Korut untuk “menghentikan tindakan-tindakan yang melanggar hukum dan bisa meningkatkan ketegangan, serta segera kembali ke meja perundingan,” demikian bunyi pernyataan itu.
Menurut pernyataan bersama itu, pengembangan kekuatan nuklir dan rudal balistik yang terus dilakukan Korut “hanya akan meningkatkan langkah ketiga negara beserta masyarakat internasional untuk melucuti secara penuh senjata nuklir di Semenanjung Korea.”
Menlu AS Antony Blinken, Menlu Korsel Park Jin, dan Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi pada Jumat melakukan pertemuan di sela penyelenggaraan Forum Regional ASEAN di Indonesia.
Pernyataan Departemen Luar Negeri AS menyebutkan bahwa Blinken selama pertemuan tersebut menegaskan “komitmen kuat” AS untuk melindungi Jepang dan Korsel. Peluncuran rudal itu terjadi setelah Korut melancarkan keluhan dalam beberapa hari belakangan ini.
Korut menuding bahwa pesawat-pesawat pengintai milik AS terbang di atas perairan zona ekonomi eksklusif di wilayahnya. Selain itu, Korut mengecam kedatangan sebuah kapal selam berkekuatan nuklir milik AS di Korea Selatan. Korut menyatakan tekad untuk melakukan tindakan pembalasan. (Sumber: Reuters/Antara-pnj: tia m)