IMBCNews, Karawang | Proyek Jembatan Sungai Cilamaran, di Dusun Citeureup-Kelurahan Palumbonsari, Kecamatan Karawang Timur, terkesan kurang berkualitas atau rendah kualitas hasil pengerjaan konstruksinya. Proyek penunjukan langsung kepada perusahaan penerima jasa itu, sebut beberapa warga Karawang, rentan tergerus air pada bagian dasarnya, karena konstruksi dipandang cenderung kurang kokoh.
Tim Investigasi Jaringan Pengawasan Kebijakan Pemerintah (JPKP) Kabupaten Karawang, H Tisna, di Karawang Timur, Ahad (21/7) merasa khawatir, jembatan yang sedang dibangun rekanan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) itu tidak panjang umur.
“Soalnya, ambutmen sebagai penopang struktur kontruksi tampaknya kurang memadai. Sedangkan Sungai Cilamaran merupakan sungai alam yang sewaktu-waktu airnya meluap dan deras, terlebih-lebih bila terjadi hujan besar,” sebut dia.
Senada Tisna, salah seorang warga setempat yang disapa Abit mengatakan mungkin ketika PUPR Karawang membuat perencanaan masih kurang jeli dalam menghitung debit air tertinggi.
“Salah satu contoh jembatan lama di sebelah pembangunan jembatan yang sekarang. Konstruksi bawah pada tiang penopangnya sudah patah dan keadaanya rusak; Padahal belum mencapai lima tahun. Sekarang dibangun jembatan baru, namun konstruksinya mengkhawatirkan juga karena nyaris sama pola dengan jembatan lama,” ungkap Abit kepada IMBCNews, Senin (22/7).
Bukan hanya faktor struktur konstruksi, tambah dia, namun juga material bangunan seperti pasir untuk mengecor ambutmen dan tiang menggunakan pasir pasang bukan jenis pasir cor.
“Kalau kami sebagai warga penerima manfaat yang mengkawatirkan kekuatan kontruksi jembatan, mungkin akan dibilang rewel. Padahal menurut kami kalau Pemkab Karawang membangun konstruksi infrastruktur itu mengharap sekalian yang kuat dan kokoh, supaya tidak buang-buang anggaran, seperti jembatan yang di sebelahnya itu,” harap dia.
Sementara Kepala Bidang Jembatan dan Jalan Dinas PUPR Kabupaten Karawang Tri Winarno mengatakan, dalam perencanaan jembatan untuk pekerjaan ambutmen harusnya ada pondasi.
“Jika gambar perencanaan harus digali untuk ambutmennya, maka yang diikuti adalah gambar perencanaan tersebut,” sebut Tri Winarno kepada IMBCNews, di Kantor Dinas PUPR Karawang, Selasa (23/7).
Kemudian ia menegaskan akan melakukan koordinasi dengan pengawas PUPR di lapangan. “Nanti saya akan memberikan teguran atau katakanlah arahan juga kepada Pengawas dari Dinas PUPR yang bertugas mengawasi jalannya pengerjaan jembatan di Dusun Citeureup tersebut,” pungkas dia.
Pembangunan Proyek Jembatan di Dusun Citeureup itu dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Karawnag, Tahun Anggaran 2024. Ada pun pagu nnggarannya sebesar Rp189.004.000, dengan volume pekerjaan panjang 7 meter dam lebar 3,5 meter. (hhr/swo;asy: lpt/lpg)