IMBCNES Jakarta |Gegara ulah Mcdonald’s Israel memberikan sumbangan paket makanan kepada Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF), membuat kemarahan dari beberapa gerai Mcdonalds dibebearpa negara utamanya negara berpenduduk muslim.
Arab, Mesir Z aman, Pakitan dan juga Indonesia termasuk yang mengkritisi perusahana itu karena membantu tentarara penjajah Israel ke Gaza, akibatnya penjualan Mc donalds di seluruh dunia mengalami penurunan hingga 70 persen.
McDonald’s menjadi salah satu perusahaan yang terkena dampak akibat serangan Israel ke Gaza. Ini disebabkan langkah cabang perusahaan itu di Israel yang memberikan makanan terhadap pasukan militer Tel Aviv. Dilansir cnbc Ind pada Kamis di Jakarta menyebutkan, laporan Reuters, di Mesir, penjualan anjlok parah karena ini. Mesir sendiri bukan negara yang biasa dengan demonstrasi sehingga sebagian pihak melihat boikot sebagai cara terbaik.
“Saya merasa meskipun saya tahu ini tidak akan berdampak besar pada perang, maka setidaknya ini yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang berbeda agar kita tidak merasa tangan kita berlumuran darah,” kata warga Kairo, Reham Hamed, yang memboikot jaringan makanan cepat saji Amerika Serikat (AS) dan beberapa produk pembersih.
McDonald’s Corp sendiri mengatakan dalam sebuah pernyataan bulan lalu bahwa pihaknya “kecewa” dengan disinformasi mengenai posisinya dalam konflik tersebut. Waralabanya di Mesir telah menegaskan kepemilikannya di Mesir dan menjanjikan bantuan sebesar 20 juta pound Mesir (Rp 10 miliar) ke Gaza.
Seorang karyawan di kantor McDonald’s di Mesir yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan penjualan waralaba itu di Mesir pada bulan Oktober dan November turun. Bahkan mencapai 70% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
“Kami berjuang untuk menutupi pengeluaran kami sendiri selama ini,” kata karyawan tersebut.
Sebenarnya, boikot mencerminkan gelombang kemarahan atas operasi militer Israel merusak Gaza dan menewaskan 14.000 warga sipil di wilayah kantong Palestina itu. Kampanye boikot ini sendiri diserukan oleh gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS). Gerakan ini bertujuan untuk mengisolasi Israel secara ekonomi dan perdagangan.
“Skala agresi terhadap Jalur Gaza belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, reaksinya, baik di dunia Arab atau bahkan secara internasional, belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Hossam Mahmoud, anggota BDS Mesir.
Selain di Mesir, kejadian yang sama juga terjadi di Negara Arab lainnya. Di Yordania, warga yang pro-boikot terkadang memasuki cabang McDonald’s dan Starbucks untuk mendorong pelanggan agar tidak memesan dari outlet itu.
Beredar video yang memperlihatkan tentara Israel sedang mencuci pakaian dengan merek deterjen terkenal yang dihimbau untuk diboikot. “Tidak ada yang membeli produk-produk ini,” kata Ahmad al-Zaro, seorang kasir di sebuah supermarket besar di ibu kota Amman.
Di Kuwait City pada Selasa Starbucks, McDonald’s dan KFC hampir kosong. Di Rabat, ibu kota Maroko, seorang pekerja di cabang Starbucks mengatakan jumlah pelanggan menurun secara signifikan pada minggu ini, meski tidak memberikan angka pastinya.
Sementara Mc Donalds Indonesia juga memberikan sumbangan kepada warga Gaza sekitar Rp1,5 miliar. Bantuan itu bagian dari simpati masyarakat Gaza di Palistana yang dibombardir tentara Israel dan sekaligus memperbaiki image bahwa Mcdonalds Indonesia tidak terafiliasi dengan Israel.
imbcnews/diolah/