Jakarta- IMBCNews- Tanggal 29 Juli akan diperingati sebagai Hari Harimau Sedunia, disebut juga Global Tiger Day atau International Tiger Day. Peringatan Hari Harimau Sedunia ini pertama kali dicetuskan pada tahun 2010 dan diperingati setiap tahunnya pada 29 Juli.
Adapun tujuan Hari Harimau Sedunia ini agar manusia lebih peduli pada keberadaan harimau yang terancam punah. Dalam perayaan World Tiger Day 2024, dilakukan kampanye di beberapa kota.
“Kami ingin menyebarkan informasi dan menggalang dukungan publik secara luas mengenai harimau sumatera, satwa endemik kebanggaan Indonesia yang kini terancam punah,” ucap Hasna Relawan dari Centre for Orangutan Protection (COP) di lokasi Car free Day Bunderan HI Jakarta, Minggu.
Adapun kampanye Hari Harimau Sedunia, kata Hasna, digelar pada 28 Juli 2024 di beberapa kota yaitu; Medan, Sipirok, Lubuk Sikaping, Padang, Jakarta, Bandung, Sukabumi, Kuningan, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Lumajang, Madura, Bali, Pangkalanbun, Samarinda, dan Berlin, Jerman.
Menurut Hasna, masyarakat dunia, termasuk Indonesia, melakukan peringatan Hari Harimau sedunia untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan keberlangsungan hidup harimau di dunia termasuk Harimau di Sumatera yang jumlah populasinya semakin berkurang.
“Hari Harimau Sedunia ini pertama kali diperingati pada 2010, di Saint Petersburg Tiger Summit,” ujar Hasna. COP yang mempunyai slogan “Protect the Orangutan and Beyond”, lanjut dia memaknai penyelamatan tidak terbatas hanya pada orangutan, tapi juga spesies yang lain.
Hampir tiga tahun COP menjalankan satu tim bernama APE Protector yang berada di Provinsi Sumatera Barat dengan misi utama program penyelamatan harimau sumatera melalui program edukasi, patroli hutan, dan mitigasi interaksi negatif.
“Nagari Ramah Harimau”, program yang dijalankan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat dengan melibatkan peran serta warga di tingkat Dusun atau Nagari.
Masyarakat lokal dilatih sebagai ujung tombak penanganan jika terjadi interaksi negatif antara manusia dan harimau. Kelompok warga ini diberi nama PAGARI (Patroli Anak Nagari). Hingga saat ini, COP mendampingi dua dari delapan PAGARI yang ada di bawah supervisi BKSDA Sumatera Barat.
Selain itu,COP bersama tim PAGARI juga melakukan edukasi ke sekolah-sekolah di sekitar habitat harimau dan menjalankan Ruang Informasi Harimau Sumatera (RIHAS) yang berada di Taman Wisata Alam (TWA) Rimbo Panti, Pasaman, Sumatera Barat. (BS)