IMBCNews, Karawang | Sejumlah petani di Dusun Wagirlumbung, Desa Jayanegara, Kecamatan Tempuran disibukkan aktivitas ‘panen paksa’. Mereka beramai-ramai memanen padi yang teredam luapan air dampak dari bangunan baru pintu air ke saluran pembuang Sungai Lamaran. Kekhawatiran mereka, tanaman padi yang terendam air akan cepat membusuk dan juga berpotensi jadi penyebab gagal panen.
“Walau pun butiran gabah padi belum cukup umur untuk dipanen, dari pada nanti jadi busuk teredam air, ya apa boleh buat; Terpaksa dah dipanen lebih cepat,” ungkap salah seorang petani setempat yang akrab disapa Sayim kepada IMBCNews, Senin (8/7).
Ia mengemukakan bahwa dirinya sedang membantu ‘panen paksa’ di lahan sawah milik Apong, seluas kurang lebih kurang 2 hertare. Menurutnya, tanaman padi yang kebanjiran seperti milik Apong lebih disebabkan pintu air pembuang ke Sungai Lamaran volume pintu air pembuang tidak memadai.
“Itu pintu air pembuang dulunya empat meteran lho. Eh, dibangun baru dengan dua pintu tapi masing-masing pintu hanya lebar satu meter. Airnya ya terhambat kemudian meluap di sawah-sawah sekitar Dusun Wagirlumbung. Apa lagi kalau terjadi hujan gede, ya seperti kemarin, luapan airnya menggenangi sawah dan pohon padi banyak juga yang tenggelam,” jelas Sayim.
Kalau tanaman padi sudah berbuah terendam air, sebut Sayim, dalam waktu semalaman saja biasanya dapat menyebabkan terjadinya pembusukan dan gabahnya cenderung ikut rusak dan membusuk. “Karena itu, salah satu solusinya ya panen paksa,” tutup Sayim.
Beberapa petani lain di sekitar Dusun Wagirlumbung yang sempat ditemui dan ditanya wartawan, umumnya mengharap pihak berkompeten terhadap pengairan sawah teknis hendaknya berkenan mengatur ulang masalah sempitnya saluran pintu air pembuang yang mengarah ke Sungai Lamaran tersebut. (hhr/asy0807: lpt/lpg)