IMBCNews | Masa kampanye untuk pilpres mau pun pileg sudah dekat. Semua pihak, tentu saja, diharapkan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keadilan; Agar hasil pesta demokrasi nantinya tidak bermasalah dan semua pihak akan dapat menerima dengan legowo.
Kelegowoan menerima hasil pemilu, tentu saja sangat penting. Hal ini hendaknya menjadi perhatian kita semua. Pasalnya, kita semua ingin, negeri kita menjadi negeri yang aman dan damai; Di mana rakyatnya hidup dengan sejahtera dan bahagia.
Dengan kata lain, lewat presiden dan wapres serta anggota legislatif yang baru ini, masyarakat Indonesia sebetulnya ingin, nasib rakyat di negeri ini benar-benar berubah kepada yang bernilai lebih baik, bermoral dan berkeadilan.
Kita ingin menjadikan negeri ini menjadi negeri yang benar-benar maju. Hanya saja tidak hanya sekedar maju melainkan juga berkeadilan; Di mana rakyatnya memiliki akhlak, watak dan karakter yang baik sebagai insan-insan yang Pancasilais.
Kita tetap yakin bahwa falsafah bangsa kita yang kita junjung tinggi nilai-nilai Pancasila selama ini, merupakan serangkaian falsafah yang baik bahkan terbaik dari pada falsafah-falsafah main stream yang ada, karena Pancasila menempatkan manusia pada tempat yang seharusnya yaitu sebagai hamba Tuhan.
Sebagai hamba Tuhan, dalam segala tindak tanduknya harus sesuai dan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa; Sebagaimana tertulis dengan jelas dalam pasal 29 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi: “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Untuk itu, dalam pilpres dan pileg yang akan datang, hendaknya kita cerdas memilih presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif yang benar-benar mengerti dan faham akan Pancasila dan UUD 1945. Lain itu, juga kita harap pada perhelatan pemilu nanti para pemilih mampu memilih kontestan yang memiliki semangat tinggi untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila; Agar bangsa dan negara kita dapat menjadi bangsa dan negara yang maju dan kuat, berkeadilan serta bermartabat dengan jati diri dan identitas sendiri.
H. Anwar Abbas, penulis, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).