Jakarta-IMBC – Ikan itu busuk dari kepalanya, begitulah kata orang arif dari Yunani. Jadi kalau kita tidak ingin ikan itu busuk badan dan ekornya, maka kita harus berusaha supaya kepalanya tidak busuk.
Begitu juga halnya dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kalau kita tidak mau masyarakat , bangsa dan negara kita rusak, maka pemimpinnya harus orang yang baik-baik sebab kalau pemimpinnya tidak baik maka bagaimana mungkin rakyatnya akan bisa baik.
Bukankah para pemimpin itu merupakan guru, dimana mereka akan digugu dan ditiru oleh rakyatnya. Disinilah masalah kita sekarang ini apalagi kita beberapa hari lagi yaitu tanggal 14 februari 2024 akan memilih presiden dan wakil presiden yang akan kita percaya bagi memimpin negeri ini untuk masa 5 tahun kedepan.
Semua kita sudah sepakat bahwa pilpres ini harus berlangsung jujur dan adil (jurdil) serta harus terhindar dari praktek-praktek yang tidak terpuji seperti politik uang. Tapi apa yang terjadi ?
Yang terjadi malah ada pihak yang sering melakukan intimidasi dan membagi-bagikan uang dan sembako dimana-mana dan kemana-mana. Timbul pertanyaan dimana letak jurdil dan anti politik uangnya ? Lalu apakah kita akan tetap memilih pemimpin yang seperti itu untuk menjadi pemimpin kita ?
Dan kalau orang yang seperti itu yang terpilih apakah dia akan bisa memikirkan rakyatnya dengan sebaik-baiknya ? Rasanya akan jauh panggang dari api karena dia telah terkooptasi dan berhutang budi kepada orang yang memodalinya.
Karena itu telah diingatkan oleh orang-orang arif, jika engkau memberi kepada orang yang engkau kehendaki, maka engkau akan bisa memerintah-merintahnya. Dan jika engkau meminta-minta kepada orang yang engkau kehendaki maka engkau akan menjadi tawanannya.
Jadi jika ada pihak pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden yang membagi-bagi uang dan sembako menjelang tanggal 14 februari 2024, pertanyaannya darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu ? apakah itu uang dia sendiri ?
Kita tentu tidak percaya itu adalah uang dia sendiri, tapi itu dia peroleh karena dia diberi uang oleh si pemilik kapital atau dia meminta uang yang menjadi kebutuhannya kepada mereka untuk menyuap rakyatnya.
Bila itu yang terjadi, lalu dia terpilih menjadi presiden dan atau wakil presiden apakah dia masih akan bisa bebas untuk berbuat ? Jawabannya tentu tidak karena dia sudah berhutang budi kepada orang yang membantunya yaitu para pemilik kapital sehingga dia tentu akan diperintah-perintah dan atau akan tertawan oleh si pemilik kapital yang telah memodalinya.
Bila itu yang terjadi maka presiden yang kita pilih tentu saja tidak lagi akan bebas melaksanakan tugasnya. Karena dia telah menjadi antek dan atau jongos dari para pemilik kapital yang membiayainya, sehingga yang menjadi pemimpin sebenarnya di negeri ini bukan lagi dia, tapi adalah para pemilik kapital yang telah membantunya.
Oleh karena itu menurut Milton Friedman bila kekuatan ekonomi dan politik sudah berada di satu tangan yaitu para pemilik kapital, maka dia tentu akan melahirkan rezim yang tirani atau zhalim dan kita tentu saja tidak mau hal itu terjadi pada bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai ini.
Penulis, Anwar abbas
Wakil Ketua Umum MUI