IMBCNEWS AS | Produk halal semakin diminati di Amerika Serikat. Secara global, bahkan pertumbuhan pasarnya diprediksi akan meningkat lebih dari 6%. Apakah Indonesia dapat bersaing dengan produsen global dalam memanfaatkan potensi ekonomi ini? Itu pertannyaan yang tak mudah dijawab karena Indonesia belum banyak jenis kuliner yang “mendunia”.
Berbekal relasi dan pengalaman berbisnis katering di Amerika Serikat selama beberapa puluh tahun terakhir, Artharini bersama suaminya, Wirawan, menjajaki pasar kuliner ibukota Amerika Serikat dengan satu komitmen: menjual makanan halal.
Terletak di Kensington, Maryland, tidak jauh dari ibukota Washington DC, pasangan diaspora Indonesia itu menawarkan beragam kuliner khas nusantara kepada masyarakat Amerika di ‘Artha Rini Indonesian Restaurant’.
Makanan Halal Indonesia di AS
Menu yang menjadi favorit para pelanggan mulai dari sate ayam, rendang, gado-gado, tempe mendoan, karedok, hingga rawon. Semua menu itu dipastikan Artharini halal; baik dari segi pengolahannya maupun asal-usulnya.
“Ternyata ada ya daging yang spesifik, ini yang halal dan ini yang tidak halal. Meskipun sama-sama beef gitu kan. Nah, dari situ akhirnya aku oke, kita komitmen halal. Karena dengan halal, semua orang Insya Allah bisa makan,” ujar Artharini kepada VOA, Jumat pekan lalu.
Di Amerika Serikat, tidak semua daging sapi, kambing, ataupun ayam yang dijual di toko retail atau supermarket berasal dari pemotongan yang menerapkan syariat Islam. Sehingga, warga yang ingin mendapatkan produk halal, seperti Artharini, harus betul-betul memastikan keberadaan label halal di setiap produk yang ingin diperolehnya.
Produk Halal Semakin Diminati di AS
Sejumlah riset menunjukkan, produk halal semakin diminati masyarakat Amerika dalam beberapa tahun terakhir. Riset dari Technavio yang dirilis Oktober 2023 menunjukkan bahwa pasar halal di Amerika Serikat diprediksi mencapai angka 43,27 miliar dolar AS dan diperkirakan mengalami pertumbuhan per tahun sebesar 7,42% antara 2023 hingga 2028 mendatang.
Secara global, menurut laporan State of the Global Islamic Economic Report tahun 2023, pasar penjualan makanan dan minuman halal juga diprediksi meningkat di tahun 2027 sebanyak 6,1%, dari sebelumnya, 1,4 triliun dolar AS, menjadi 1,89 triliun dolar AS.
Menurut Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Indonesia, fenomena ini selain disebabkan karena meningkatnya jumlah populasi muslim di dunia, produk halal dilihat masyarakat non-Muslim sebagai produk berkualitas yang terjamin kebersihan dan kesehatannya.
“Halal ini untuk kebutuhan semua orang. Bukan hanya sekadar masalah agama, tetapi masalah kesehatan juga,” Jelas Plt. Direktur Produk dan Industri Halal KNEKS Putu Rahwidhiyasa.
imbcnews/diolah/voa Ind/