IMBCNEWS Jakarta | PT LiF Manajemen Investasi akan terus menjaga kepercayaan para investor yang mempercayakan dananya kepada LiF, disaat persaingan dari para MI kian meningkat.
“Keberadaan Managemen Invetasi (MI) tumbuh dan berkembang, ada yang tutup juga ada yang lahir. Ditengah persaingan yang kian ketat ini, PT LiF akan terus menjaga trust, atau kepercayaan sebagai basis untuk meningkatkan pengelolaan dana milik ketiga,” kata Direktur Utama PT LiF, Mala Komala Sari, SH MH dalam acara Investor Gathering, di Jakarta, Rabu.
Ceruk pasar masih terbuka. Tantangannya adalah mempertahankan rekam jejak sebagai Mi yang baik dan terus dipercaya investor, tegasnya,seraya menambahkan, banyak perusahaan MI yang dana kelolanhya mencapai triliunan rupiah, namun jika sudah “cela”, ia akan ditinggal investornya.
PT LiF sebuah perusahaan yang relatif masih baru, tahun 2023 Oki Wijaya mengambil alih saham dari PT Corpus Prima Mandiri, sehingga menjadi pemegang saham pengendali dan pada tahun 2024 nama Corpus diganti dengan nama LiF.
Mala dalam kaitan itu menjelaskan, lahirnya LiF bermula dari tahun 1994 berdiri perusahaan PT Bijisawi (Jisawi) Financial dan Sekuritas, dimana para tokoh pendirinya adalah Menteri Keuangan dan Gubernur BI di era Presiden Soeharto, Radius Prawiro, dan JA Sereh. Saat itu Jisawi diharapkan tumbuh dan berkembang mirip seperti biji sawi, biji paling kecil tetapi membuahkan buah yang besar dan daun yang indah. Oleh karenanya, tahun 2016 perusahaan Corpus mengambil alih saham pengendali, hingga saat ini beralih mejandi PT LiF yang punya arti, adanya kesinambungan, tumbuh besar dan disenangi dan dipercaya banyak orang.
Menjawab pertanyaan, Mala Komalasari mengatakan, meskipun umurnya baru seumur jagung, tetapi pihaknya sudah mengelola lebih dana lebih dari Rp60 miliar dan insya Allah akan terus tumbuh sejalan akan adanya dua produk yang saat ini sedang diajukan perusahaan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Mala juga mengatakan, produk andalanya antara lain, Money market, dan balace fund sedang dalam proses pengajuan OJK dan pendapatan tetap obligasi swasta dan milik negara.
Para pemilik dana pribadi dan perusahaan, pihaknya juga menjual Kontrak Pengelola Dana (KPD) minmal Rp5 miliar. Terhadap produk itu, kata Mala, investor dapat menentukan jenis dan besaran produk yang akan dibeli, misalnya, saham 20 persen, obligasi 40 dan sisanya pasar uang. “Produk ini didesain sesuai dengan keinginan investor dengan mendasarkan pada aturan OJK,” katanya.
Tingkat rata-rata keutungan (yield) untuk produk reksadana equity dapat di atas 9 persen, sementara produk pasar uang (money market) berkisar 6 persen per tahun, katanya.
imbcnews/diolah/