IMBCNews, Rangkasbitung | Gagal penan alias puso disinyalir tengah mengancam puluhan hektare areal persawahan di Kabupaten Lebak, Banten. Sawah-sawah para petani yang ditanami padi itu mulai dilanda kekeringan.
Ketua Blok Sentral Rangkasbitung Ahmad saat dikonfirmasi di Rangkasbitung, Lebak, Selasa mengaku bingung dengan kondisi kekeringan. “Kami kebingungan, areal persawahan mulai kekeringan,” lirihnya.
Kekeringan yang melanda areal persawahan di Blok Sentral Rangkasbitung, Lebak, sekitar 20 hektare akibat tidak berfungsi pasokan air dari Bendung Cijoro. Sedangkan untuk penyedotan sumber air dari Sungai Ciberang sepanjang 500 meter tidak memiliki sarana pompa.
Karena itu pihaknya berharap Dinas Pertanian setempat segera turun tangan untuk dapat mengatasi kekeringan areal persawahan tersebut.
“Kami berharap tanaman padi yang baru usia 15 hari setelah tanam bisa diselamatkan dengan pasokan air,” kata dan harap Ahmad.
Misbak (55), seorang petani Blok Sentral Rangkasbitung, mengatakan tanaman padi miliknya seluas 5.000 meter mengalami kekeringan. Padahal, baru dua pekan lalu melakukan penanaman.
“Kami berharap pemerintah menyediakan pompa agar areal persawahan milik masyarakat supaya bisa dipanen September 2024,” kata Misbak.
Begitu juga Herman (45), seorang petani di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengatakan saat ini areal persawahan di Blok Lembur Sawah mulai kekeringan akibat musim kemarau.
“Kami memastikan tanaman padi seluas empat petak yang baru tanam 30 hari mulai kekeringan,” kata Herman.
Sementara itu Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar menyatakan, pihaknya minta petani segera melapor kekeringan areal persawahan kepada petugas penyuluh untuk ditindaklanjuti agar tanaman padi bisa diselamatkan.
“Kami akan menyiagakan Brigade Pompanisasi Dinas Pertanian untuk mengatasi kekeringan areal persawahan itu,” kata Deni Iskandar. (Sumber: Antara)