IMBCNews, Washington | Senat Amerika Serikat (AS) telah mengonfirmasi, bahwa Nusrat Jahan Choudhury sebagai wanita Muslim pertama dan orang Amerika-Bangladesh pertama yang menjabat sebagai hakim federal.
Senat menyetujui pencalonan Choudhury dengan suara 50-49. Senator Demokrat Joe Manchin memihak semua Republikan dalam pemungutan suara menentang. Choudhury sekarang akan menjadi Hakim Distrik AS untuk Distrik Timur New York.
Choudhury, sebelumnya menjabat sebagai direktur hukum di kelompok hak asasi American Civil Liberties Union (ACLU) setelah ia menjabat sebagai Wakil Direktur Program Keadilan Rasial ACLU.
Biografi singkat yang diposting di situs web ACLU mengatakan Choudhury telah memimpin upaya memerangi profil rasial, dan penargetan orang kulit berwarna untuk pengawasan.
Dia lulus dari Columbia University, Princeton University, dan Sekolah Hukum Yale. Senat Pemimpin Mayoritas Chuck Schumer memuji Choudhury, dengan mengatakan dia bangga merekomendasikannya kepada Presiden AS Joe Biden.
“Dia membuat sejarah sebagai wanita Bangladesh-Amerika pertama dan wanita Muslim Amerika pertama yang menjabat sebagai hakim federal,” tulisnya di Twitter, dilansir dari laman TRT World pada Jumat (16/6/2023).
ACLU juga mennyampaikan tweet ucapan selamatnya. “Nusrat adalah pengacara hak-hak sipil yang luar biasa, dan konfirmasinya akan menjadi aset bagi sistem hukum negara kita,” kata dia.
Satu-satunya anggota partai Demokrat yang menentang pencalonannya dengan mempertanyakan kemampuannya untuk tidak memihak terhadap pekerjaan penegakan hukum.
Di samping itu, Kongres Kaukus Asia Pasifik Amerika (CAPAC) memuji pemilihan Choudhury. “Saya senang Senat telah memberikan suara untuk mengonfirmasi Nusrat Jahan Choudhury ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur New York dan Dale Ho ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur New York,” kata perwakilan ketua CAPAC, Judy Chu.
“Nona Choudhury adalah seorang pejuang keadilan rasial, kebebasan beragama, dan hak privasi. Saat bekerja di ACLU, dia menantang kebijakan stop-and-frisk dan profil rasial dan pengawasan orang Arab, Asia Selatan, Muslim, dan Sikh Amerika,” lanjut Chu. (Sumber: Republika)