IMBCNews, Karawang | Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang baru tiga hari dilantik, H Endang Sodikin S.Pd.I., SH., MH., memimpin Sidang Paripurna Istimewa dengan agenda tunggal; Milangkala Kabupaten Karawang ke-391, Sabtu 14 September 2024. Kualitas kepemimpinan sidang paripurna kali ini, dinilai banyak pihak memiliki kualitas tersendiri. Hanya saja banyak juga yang menyayangkan, karena para kepala desa dari desa-desa di 30 kecamatan tidak terlihat ikut memeriahkan sidang yang terbuka untuk umum.
Melihat suasana sepi kepala desa bahkan hanya bertemu beberapa lurah saja, sejumlah warga Kabupaten Karawang yang menyaksikan sidang paripurna melalui layar flet di bawah tenda yang dipasang di depan Gedung Paripurna DPRD Karawang banyak juga yang bertanya-tanya; Mengapa ya, para kepala desa dari sebanyak 297 desa dan lurah dari 12 kelurahan banyak sekali yang tidak berada di area gedung paripurna?
Salah seorang yang bertanya-tanya soal tidak terlihat ada kades adalah Ketua Komisi Nasional Lembaga Pengawasaan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (Komnas LP KPK) Kabupaten Karawang, Jaenal Abidin, S.Th.I. Ia mengaku heran atas tidak terlihatnya para kades, seraya membandingkan dengan masa-masa HUT Karawang sebelumnya.
“Biasanya, di tenda bagian depan Gedung Paripurna ini banyak sekali kepala desa mengikuti sidang paripurna. Untuk HUT ke-391 sekarang, para kades kok pada tidak terlihat ya? Padahal menurut saya sidang paripurna istimewa sekarang ini terasa lebih berkelas penyampaiannya dibanding sebelumnya. Termasuk atraksi panggung yang melibatkan pelajar SMA antaranya baca puisi; Saya pandang cukup luar biasa penghayatannya,” cetus Jaenal kepada IMBCNews, Ahad malam.
Ia menambahkan, sepertinya sidang paripurna masih kurang memperoleh perhatian dari Panitia HUT Karawang ke-391. “Sebagian orang, terlebih yang didominasi kaum perempuan atau ibu-ibu, lebih fokus menata dan menjaga nasi tumpeng. Hal ini membuat kesan paradoksal antara edukasi kesejarahan Karawang melalui sidang paripurna istimewa dengan ambisi rekor Muri,” ungkap Jaenal.
Paradoksal ini, tambah dia, sebenarnya akan dapat tertutupi jikalau kades dan aparatur desa lainnya berada di bawah tenda yang dipasang di depan Gedung paripurna dewan. “Faktanya, kita lihat sekarang. Warga Karawang yang menyaksikan layar flet sangat sedikit. Jauh lebih banyak bangku kosong,” tuturnya.
Jadi, tambah Jaenal, unsur Panitia HUT Kabupaten Karawang ke-391 kurang menunjukkan kelas sebagai panitia yang semestinya. “Boleh saja ambisi sesuatu asalkan ada perimbangannya. Sedangkan acara sidang paripurna juga dihadiri para mantan bupati dan pejabat teras lain; Bahkan, hadir dan memberi sambutan Plh Gubernur Jawa Barat.
“Mungkin dipandang panitia sidang paripurna istimewa tersebut bukan acara puncak ya…. Maka banyak pihak menyayangkan, karena panitia sangat kurang memperhatikan efek dan ekses atas ketidak hadiran para kades, para aparatur desa dan juga komunitas atau komponen lain di masyarakat,” pungkas Jaenal.
Nada pengamatan serupa, juga dilontarkan beberapa orang yang mengaku sebagai warga Karawang. Umumnya mereka mengaku melalui spekulasi pandangan, HUT Karawang ke 391 sepertinya hendak dimiliki orang-orang yang menyandang Aparatur Sipil Negara (ASN) saja, karena aparatur desa yang umumnya non ASN kehadirannya di sidang paripurana istimewa yang terbuka untuk umum itu, sangat dan sangat minim jumlah. (hhr/asy-1409: lpt/lpg)