IMBCNews.com – Dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Sumba Barat Daya akhir-akhir ini calon Bupati sudah mulai bermunculan, menjadi pembicaraan di tengah masyarakat.
Pilkada serentak akan digelar di seluruh Indonesia bulan November 2024 mendatang, namun atmosfer kemeriahannya tak kalah dengan pilpres yang baru saja usai. Pilkada Kabupaten Sumba Barat daya juga sedang mencari sosok pemimpin yang amanah, yang bisa mengakomodir keinginan dan harapan warga kabupaten Sumba Barat Daya agar lebih maju sejahtera.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis tanggal pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Telah diatur dan ditetapkan dalam peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024, bahwa pemungutan suara Pilkada 2024 akan dilaksanakan tanggal 27 November 2024.
Menyikapi kontestasi tersebut, masyarakat Sumba Barat Daya (SBD) mulai menyuarakan penolakan terhadap sistem pemilihan bupati (Pilbup) secara head to head pada pemilihan mendatang. Mereka khawatir jika sistem ini akan mengulangi peristiwa konflik dan ketegangan yang terjadi pada Pilkada 2013.
Sejumlah warga dan kelompok masyarakat setempat mengungkapkan bahwa sistem head to head, di mana hanya dua calon bupati yang bersaing langsung, dapat menimbulkan polarisasi yang tajam di antara pendukung dan mengarah pada konflik yang tidak diinginkan. Masih banyak putra daerah sebagai calon lain yang potensial untuk ikut kontestasi. Mereka mengingat kembali bagaimana Pilkada 2013 hanya dengan pilihan dua Paslon menyebabkan ketegangan sosial dan perpecahan yang merugikan banyak pihak.
“Pengalaman buruk dari Pilkada sebelumnya membuat kami khawatir jika sistem head to head diterapkan lagi. Kami ingin agar proses pemilihan kali ini lebih inklusif dan bisa mencerminkan keberagaman pilihan masyarakat Sumba Barat Daya,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat, Minggu, 18 Agustus 2024.
Banyak masyarakat yang mengusulkan agar sistem pemilihan menggunakan metode yang lebih representatif, seperti pemilihan dengan beberapa calon, yang dinilai dapat meminimalisir ketegangan, lebih kondusif dan memastikan keterwakilan lebih baik bagi semua pihak.
“Lebih baik bila ada tiga pasangan calon, agar masyarakat bisa leluasa memilih dan menilai mana yang terbaik bagi masa depan SBD,” tegas salah satu tokoh adat.
Masyarakat SBD berharap agar pihak-pihak terkait, termasuk penyelenggara pemilu dan calon kandidat, dapat mempertimbangkan, mendengar masukan ini demi menjaga keharmonisan dan kestabilan daerah.
Sebelumnya ada yang menyebut Pilbup SBD kali ini head to head dengan dua paket yang dianggap potensial dalam pilkada Sumba Barat Daya 2024. Adapun keduanya adalah Paket Ratu-Angga (Ratu Ngadu Bonu Wulla dan Dominukus Alphawan Rangga Kaka) dengan Paket Rakyat (Fransiskus Marthin Adilalo dan
Yeremia Tanggu). Namun terdengar kabar ada calon baru yang akan ikut bertarung, yaitu Do’a (Dominggus Bulla dan Abdul Wahab Joni). (*)
Foto iustrasi (Google)