IMBCNews, Hulu Sungai Utara | Penjabat Bupati Hulu Sungai Utara (Pj Bupati HSU) Provinsi Kalimantan Selatan, Zakly Asswan ungkap bahwa teknologi padi apung merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani atau gagal panen.
Hal itu diungkap Zakly di Amuntai, Kabupaten HSU, Sabtu (9/6). Dalam penuturannya, teknologi padi apung ini salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani terutama saat musim hujan.
Saat memasuki musim hujan, Zakly memastikan akan menyebabkan keterlambatan masa tanam bagi petani di daerah, karena lahan rawa tergenang air.
Zakly menjelaskan bahwa Kabupaten HSU memiliki sumber daya alam yang didominasi lahan lebak atau rawa sekitar 89 persen dari total luas lahan sawah baku mencapai 22.709,19 hektare. “Luas lahan serta kondisinya menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mengoptimalkan lahan rawa agar bermanfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Oleh karena itu, tambah Zakly, percontohan tanam padi apung diharapkan dapat menginspirasi petani dan menjadikan solusi tanam padi pada musim penghujan. Petani di HSU sebut dia pernah mengalami gagal tanam dan panen pada beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten HSU Noor Ilham menyebutkan penanaman padi apung ini karena karakter wilayah Kabupaten HSU banyak terendam air, salah satunya Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan.
Ilham menuturkan tanam padi apung merupakan cara alternatif bagi masyarakat atau petani untuk memproduksi dan memanfaatkan lahan meski tergenang air di Kabupaten HSU.
Ilham menambahkan Pemkab HSU akan mengevaluasi dan menganalisis keberlanjutan teknologi tanam padi apung ini.
“Pada 2024, kita juga melaksanakan tanam padi apung pada beberapa desa lainnya, semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memotivasi bagi para petani,” imbuh Ilham.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Kabupaten HSU memproduksi padi sebanyak 74.324 ton dari 51.371 hektare lahan produktif. (Sumber: Antara)