IMBCNews, Athena | Insiden tabrakan kereta yang menewaskan 38 orang dan melukai puluhan lainnya di Yunani, membuat Menteri Perhubungan Yunani Kostas Karamanlis menyatakan pengunduran dirinya pada Rabu (1/3) waktu setempat.
Karmalis dalam pernyataan pengunduran dirinya mengungkap bahwa hal ini paling sedikit yang bisa ia lakukan untuk menghormati para korban. Ia juga menyatakan bertanggung jawab atas kegagalan pemerintah selama bertahun-tahun.
Sementara itu, otoritas Yunani pada hari yang sama telah menahan Kepala Stasiun di Kota Larissa karena insiden tersebut.
Seorang pejabat pemerintah menyatakan, otoritas memutuskan untuk menahan pria berusia 59 tahun itu setelah dirinya memberikan keterangan kepada jaksa.
Pejabat kepolisian menjelaskan bahwa kepala stasiun itu akan dituntut atas kelalaiannya karena menyebabkan banyak kematian dan kelalaian yang menyebabkan cedera parah.
Pria itu mengaku tidak bersalah dan menjelaskan bahwa kecelakaan itu terjadi karena kesalahan teknis, kata pejabat tersebut.
Insiden tabrakan pada Selasa (28/2) malam, terjadi ketika sebuah kereta penumpang anjlok dan terbakar setelah menubruk sebuah kereta barang.
Kecelakaan tersebut adalah insiden kereta api terparah yang pernah terjadi di negara tersebut.
Jumlah korban tewas disinyalir masih bisa bertambah, menurut otoritas Yunani, terlebih karena suhu di gerbong kereta dilaporkan meningkat hingga 1.300 derajat Celsius akibat terbakar.
Juru bicara dinas pemadam kebakaran Vassilis Varthakogiannis menyatakan bahwa suhu akibat api yang membakar gerbong pertama kereta penumpang itu menyulitkan proses identifikasi korban yang terjebak.
Otoritas Yunani juga tengah menyelidiki penyebab kereta penumpang tersebut bertembung dengan kereta barang yang melaju dari arah berlawanan di jalur rel yang sama dengan kecepatan tinggi, diduga hampir mencapai 160 km per jam.
“Segala sesuatu dalam tragedi ini, sayangnya, sebagian besar mengarah pada kesalahan manusia,” kata Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis dalam pidato yang disiarkan televisi Yunani pada Rabu. (Sumber: Reuters-Antara)