Oleh Theo Yusuf (Wartawan Imbcnews)
IMBCNEWS Jakarta | Sejak tahun 1970-an Taiwan sudah dikenal sebagaia negara yang memproduksi sepeda. Tahun 1972 industri kendaraan bermotor di Indonesia belum populer. Taiwan sudah mengembangkan sepeda plus suku cadang dari berbagai jenis sepeda produk Eropa dan Asia seperti produk sepeda dari Jepang.
Anda mungkin masih ingat, rantai sepeda, gir dan velek merek KMC, diproduksi oleh KueiMeng Taiwan (KMC), yang mampu memasok rantai sepeda terbesar di dunia dengan pangsa pasar global lebih dari 70 persen. Itu berarti, tidak peduli merek sepeda apa pun yang dikayuh oleh pengendaranya, suku cadangnya kemungkinan besar diproduksi dan dipasok oleh KMC Taiwan. Merek ban sepeda yang sudah dikenal, seperti Kenda dan Maxxis, juga diproduksi dari Taiwan.
Di luar sepeda, produk laptop dan komputer merek Acer, dan Assus juga diproduksi oleh perusahan Taiwan. Bahkan, hampir semua sudut mall, dan pasar tradisional produk dari Taiwan terpampang di kawasan itu. Jenis minuman misalnya, Chatime, Coco Fres Tea & Juice, termasuk juga restoran khas makanan ala Taiwan, Din Tai Fung cukup mudah ditemukan di sudut mall.
Kesuksesan produksi sepeda, jenis kuliner hingga perangkat lunak lainya itu, menjadikan Taiwan mulai banyak dikenal oleh banyak negara. Kantor Ekonomi dan Perdagangan Perwakilan Taiwan di Indonesia (TETO) menyebutkan, sepeda listrik Taiwan menyumbang lebih dari 64 persen pasar di Uni Eropa pada 2019, menempati urutan pertama di dunia untuk pasar UE.
Dan tahun berikutnya juga tetap masih bertahan. Menteri Perindustrian Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita kala itu menyatakan, harapannya Indonesia dapat mengembangkan dan memproduksi sepeda dan komponen terkait lainnya dalam menanggapi meningkatnya permintaan sepeda oleh masyarakat Indonesia. Artinya Taiwan dapat dijadikan sebagai “role model” untuk pabrik sepeda Indonesia.
Taiwan tidak ingin hanya memproduksi produk yang bernilai murah. Guna meneguhkan Taiwan sebagai negara yang diperhitungkan dalam kemajuan teknologi dunia, tahun 1987 oleh Morris Chang, mendirikan perusahaan Taiwan Semiconductor Company Limited (TSMC). TSMC perusahaan manufaktur dan desain kontrak semikonduktor multinasional Taiwan.
Kini belum banyak negara membangun industri semikonduktor sehebat Taiwan. Karenanya, TSMC saat ini termasuk produsen semikonduktor terdedikasi pertama di dunia dan telah lama menjadi pemimpin di bidangnya.
Perusahaan ini terus berkembang hingga kini, meskipun awalnya dipelopori oleh pemerintah, tetapi dalam perkebanganya sahamnya dilepas ke-swasta agar kontrol keuangan dan manajemennya lebih baik dan terbuka. Oleh karenanya, wajar TSMC terus tumbuh hingga mampu melantai di Bursa Saham Taiwan sejak tahun 1993.
Empat tahun berikutnya, 1997 TSMC mencatatkan saham perdananya di bursa NYSE, AS sehingga tercatat menjadi perusahaan asal Taiwan pertama yang melantai di Bursa Saham New York. Sejak itu, TSMC mencatatkan pertumbuhan asumsi tahunan Compound Annual Growth Rate (CAGR) bersifat konstan sepanjang jangka waktu tertentu. CAGR tumbuh sekitar 17,4% dalam hal pendapatan dan sebesar 16,1% dalam hal pertumbuhan laba.
Dengan percaya diri Menteri Luar Negeri Taiwan Lin Chia-Lung Phd, kepada jurnalis internasonal di Taipei, beberapa waktu silam, menyebutkan, negaranya akan segera menyusul kemajuan teknologi AS dan Korea Selatan, Intel dan Samsung. Taiwan ingin meneguhkan dirinya sebagai pemasok industri semikonduktor terbesar dunia. Saat ini peringkatnya, sudah terbesar dunia, atau di atas China daratan.
Taiwan ingin meneguhkan sebagai raja semikonduktor atau chip yang penting dalam kehidupan modern. Lembaga riset pasar global bidang tehknologi industri (TrendForce) menyebutkan, pangsa pasar Taiwan dalam kapasitas produksi semikonduktor global mencapai sekitar 46% tahun 2023, diikuti China (26%), Korea Selatan (12%), Amerika Serikat (6%), dan Jepang (2%). (Detik, 2024). Pendapat ini yang juga disetujui oleh Scott Huang Invesment Division, Associate Researcher, Hsinchu Science Park Bureau, saat pres internasional mengunjungi pabrik itu pekan silam.
Sebagian besar dominasi Taiwan digawangi TSMC, produsen chip kontrak terbesar dunia. Apple dan Nvidia termasuk klien terbesarnya. TSMC pun membuat prosesor tercanggih di iPhone, tegasnya. Oleh karenanya, Indonesia seyogianya perlu melakukan kolaborasi menyiapkan bahan dasarnya seperti batu bara, gas alam dan amoniak yang ramah lingkungan untuk memasok kebutuhan Taiwan yang membutuhkan bahan baku itu cukup besar. Selama ini, bahan baku dipasok mayoritas dari Australia, kata Kao Shien Quey, Deputy Minister National Development Council, menjawab pertanyaan pers Australia pekan lalu.
Bayang-bayang Intimidasi China
Kementerian Luar Negeri Taiwan, yang biasa disebut MOFA pekan ini mengeluarkan kritik kepada China saat ditanya Wartawan Guatemala soal bayang-bayang Taiwan akan diambil oleh China daratan.
MOFA menanggapinya, mengatakan, Tiongkok untuk menggunakan “prinsip satu Tiongkok” untuk memanipulasi komunitas internasional dan meremehkan kedaulatan Taiwan, “pemerintah kami dengan sungguh-sungguh membantah klaim palsu yang diajukan oleh Tiongkok dan negara-negara bawahannya. Kami akan terus mempertahankan kedaulatan nasional dan sistem demokrasi bebas negara kami.”
China agaknya sering membuat janji palsu, tegasnya. China pernah berjanji memberikan bantuan keuangan Tiongkok sebagai metode memburu sekutu diplomatik Taiwan. Konpensasinya Beijing menjanjikan US$ 2 miliar kepada pemerintah Honduras dan mengimpor udang putih dari negara itu. Namun akhirnya mengingkari janji tersebut. Honduras masih belum mendapatkan akses ke pasar udang Tiongkok setelah pemerintahnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan.
Logo semikonduktor TSMC di Taiwan (dok pribadi)
Sejak itu, 60 persen petambak udang di Honduras gulung tikar. Sementara negara itu mengalami kerugian sebesar US$ 39 juta. Meskipun Kantor Berita Xinhua, outlet media resmi Tiongkok, melaporkan pada 22 Juli, gelombang pertama udang putih Honduras telah diekspor ke Tiongkok, industri udang di negara itu sudah berada di ambang kebangkrutan.
Soal satu China adalah pernyataan palsu. Amerika Serikat telah secara terbuka membantahnya berkali-kali, dengan jelas menyatakan, “kebijakan satu Tiongkok” AS tidak sama dengan “prinsip satu Tiongkok.” AS telah secara terbuka membantahnya berkali-kali, dengan jelas menyatakan “kebijakan satu Tiongkok” Amerika Serikat tidak sama dengan “prinsip satu Tiongkok.”
“The United States has publicly denied this many times, clearly stating that the United States’ “one China policy” is not the same as the “one China principle.” kata pernytaan terbaru.
Resolusi 2758 hanya membahas masalah kursi Tiongkok di PBB dan tidak menyebut Taiwan sama sekali. Tiongkok telah memutarbalikkan Resolusi Majelis Umum PBB 2758 dan terus menggunakan taktik perang campuran seperti ancaman militer, pemaksaan ekonomi, penindasan diplomatik, perang hukum, dan perang kognitif dalam upaya untuk menekan Taiwan dan komunitas internasional agar menerima “prinsip satu Tiongkok.”
Tiongkok sengaja mengacaukan kesadaran dan pemahaman internasional untuk menekan partisipasi internasional Taiwan. Oleh karenanya, kami tidak akan pernah menerima hal ini, dan komunitas internasional tidak boleh membiarkan Tiongkok bertindak sewenang-wenang dan agresifnya terhadap Taiwan, tegas MOFA.
Agaknya, kekawatiran Taiwan itu juga menjadi kekawatiran negara lain (Marseto,2024). Ambisi teritorial China menimbulkan sengketa disejumlah kawasan, serta memicu reaksi AS yang tidak sependapat dengan klaim China. AS tidak punya sengketa dengan Laut China Selatan (CLS). Tetapi menolak klaim perluasan wilayah China dalam hal CLS dan pulau buatan Fiery Cross berdasarkan putusan Mahkamah Arbitrase Internasional merupakan milik Filipina.
Sementara Indonesia juga tidak punya claim CLS, tetapi berpotensi terseret arus sengketa, karena klaim CLS beririsan dengan Zona Eonomi Esklsif (ZEE). China mengabaikan hak kedaulatan Indonesia di kawasan Natuna dengan mengatakan, perairan itu menjadi bagian dari hak rakyat Tiongkok (wilayah penangkapan tradisional) nelayan China dalam mencari ikan, sejak ratusan tahun silam atau sejak adanya Kerajaan China.
Dengan demikian, ancaman intimidasi China tidak sekedar bayangan. Tetapi sudah menjadi bagian dari kenyataan untuk menekan negara-
negara yang mengakui Taiwan sebagai negara, untuk segera mencabutnya, jika China diminta bantuan keuangan atau meningkatkan investasinya, termasuk menerima produk ekspornya ke negara Tingkok.
Pertanyaannya, bagaimana usaha Taiwan melindungi TSMC sebagai pusat industri semikonduktor dunia ? Pejabat berwenang tidak secara jelas menjawab masalah itu karena ada kaitannya soal strategi mengamankan pembangunan industri yang luasnya lebih dari 5 ha. itu.
Yang pasti, TSMC kini sudah banyak membuka kantor cabangnya di kawasan Eropa seperti Jerman, Perancis dan AS sebagai pusat pemasaran industri Taiwan. Taiwan juga tidak akan meninggalkan pasar Asia yang kini sedang tumbuh dalam teknologi industrinya karenanya, kerjasama dengan Vietnam dan Indonesia terus dilakukan untuk sama-sama mencari keuntungan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sustanible dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di kawasan.
Taiwan percaya, menjaga lingkungan, membuat produk ramah lingkungan (hijau) dan bermutu termasuk membuat harga produk terjangkau masyarakat luas, akan tetap memenangi persaingan di era global ini (HSP, 2020).
imbcnews/sumber diolah/**