IMBCNEWS | Jakarta, Menteri pendidikan tinggi Taliban telah melarang perempuan berkuliah di Afghanistan sampai batas waktu yang ditentukan. Keputusan ini dibuat ketika mahasiswa universitas sedang menjalankan ujian akhir semester.
Seorang ibu yang meminta agar namanya tidak disebutkan mengatakan anak perempuannya yang sedang kuliah menangis ketika mendengar kabar ini. “Ini adalah rasa sakit yang bukan hanya saya … dan ibu [lain] rasakan dan tidak bisa dijelaskan. Kami semua merasakannya dan khawatir akan masa depan anak,” ujarnya. saat di lansir ABC News, Rabu.
Ini merupakan keputusan kesekian yang membatasi hak dan kebebasan perempuan di sana, Afghanistan Anggota pemerintah Taliban berbicara dengan mahasiswi di luar Universitas Pendidikan Kabul di Kabul, Afghanistan, belum lama ini.
Meski awalnya berjanji untuk menerapkan aturan moderat ketika mengambil alih Afghanistan tahun lalu, Taliban justru menerapkan tafsiran Hukum Islam dengan gamblang.
Perempuan telah dilarang untuk bekerja dan diperintahkan untuk mengenakan pakaian yang menutupi kepala hingga ujung kaki di tempat umum, sementara siswi SMP dan SMA dilarang untuk bersekolah.
Kelompok Taliban dibentuk pada September 1994. Siapa yang mendukung ? AS mendukung kelompok tersebut selain Pakistan. Kelompok ini mendapat pengakuan diplomatik hanya dari tiga negara: Uni Emirat Arab, Pakistan, dan Arab Saudi, serta pemerintah Republik Chechnya Ichkeria yang tidak diakui dunia.
Anggota-anggota paling berpengaruh dari Taliban, termasuk Mullah Mohammed Omar, pemimpin gerakan ini, adalah mullah desa (pelajar yunior agama Islam), yang sebagian besar belajar di madrasah di Pakistan. Gerakan ini terutama berasal dari Pashtun di Afganistan, serta Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Pakistan, dan juga mencakup banyak sukarelawan dari Arab, Eurasia, serta Asia Selatan. Tentang laranga kuliah untuk para wanita Afgan, masih perlu diverifikasi meskipun selama ini terdengar Taliban regit dalam menempatkan wanita sebagai birokrat dan pegawai publik lainnya.
IMBCnews/**diolah