IMBCNEWS Washington, DC — Bank Sentral Amerika atau Federal Reserve (“The Fed”) tidak mengubah tingkat suku bunga utama setelah menaikkannya sepuluh kali secara berturut-turut untuk mengatasi inflasi yang tinggi.
Kenaikan itu akan dilakukan lagi jika inflasi tidak kunjung turun. Apa pengaruhnya dengan rupiah ? Mata uang rupiah siap-siap melemah, dengan kenaikan suku bunga dolar AS, para investor akan terbang memburu kenaikan itu.
Namun, dalam konferensi pers hari Rabu (14/6), Kepala Bank Sentral Jerome Powell mengatakan, “Ke depan, pada tahun ini kemungkinan akan ada beberapa kenaikan suku bunga lebih lanjut guna menurunkan inflasi menjadi 2%. Saya akan berbicara lebih jauh tentang kebijakan moneter ini setelah meninjau perkembangan ekonomi yang ada secara singkat.”
Bank Sentral mengisyaratkan dua kenaikan tingkat suku bunga lagi tahun ini, dimulai pada awal bulan Juli nanti.
Pertemuan the Fed pada Juni Kembali Tentukan Suku Bunga Embed
Langkah Bank Sentral itu merupakan bagian dari upaya mempertahankan suku bunga acuan sekitar 5,1% atau yang tertinggi dalam 16 tahun. Langkah ini tampak berhasil menjinakkan inflasi yang pada pertengahan tahun 2022 lalu menginjak ke tingkat tertinggi.
Tetapi para pejabat tinggi Bank Sentral ingin meluangkan waktu untuk mengkaji lebih jauh dampak kenaikan suku bunga terhadap inflasi dan ekonomi secara keseluruhan. Delapan belas pembuat kebijakan di Bank Sentral Amerika memproyeksikan kenaikan tingkat suku bunga utama hingga sekitar setengah point tahun ini, menjadikan sekitar 5,6%. [em/jm]
imbcnews/voa ind/diolah/