IMBCNEWS Depok | Setiap manusia yang salat Harus berwudu dulu, karena bersuci itu bukan hanya menghapus kesalahan dan kekhilafan, tetapi juga sekaligus menjaga kesehatan seseorang.
“Kalau mau sehat maka jagalah wudhumu,” kata Ustadz Syahruddin El Fikri, saat memberikan tausiyah pada kajian rutin yang diselenggarakan Majelis Taklim Balai Wartawan (Balwan) Depok, pekan ini berama PWI Depok.
Tak ada satu pun manusia yang luput dari kesalahan tersebut. Dalam sebuah hadits dikatakan, “manusia itu tempatnya salah dan khilaf, karena itu salah satu usaha untuk membersihkan, maka jagalah wudhumu, kataya menegaskan.
“Untuk membersihkan diri itu perlu dua cara, cara lahir dan cara batin,” Pengajian diawali dengan pembacaan surat Yasin dan Tahlil untuk keluarga besar jamaah MT. Balai Wartawan yang dipimpin oleh Ust. Salwani, serta tazkiyatun nufus oleh Ust. Rahmat Budianto.
Hadir dalam kegiatan kajian Rutin MT Balwan ini puluhan jamaah serta para wartawan yang tergabung dalam MT. Balai Wartawan Kota Depok, baik senior maupun jurnalis junior dari berbagai media massa di Depok.
Apa saja cara lahir dan cara batin itu? Ustadz Syahruddin menjelaskan, cara membersihkan diri secara lahir adalah dengan empat cara. Keempat cara itu adalah mandi, wudhu, tayamum, dan istinja. “Mandi untuk membersihkan hadats besar, wudhu dan tayamum untuk membersihkan hadats kecil, istinja untuk membersihkan hadats dan najis,” ujarnya.
Penulis buku Sehat dengan Wudhu ini menambahkan, ada najis atau hadats yang tidak cukup hanya dibersihkan dengan istinja’, ada pula hadats atau najis yang tidak bisa dibersihkan dengan wudhu dan tayamum, bahkan ada hadats atau najis yang hanya mampu dibersihkan dengan mandi. “Bukan mandi biasa, tetapi mandi besar atau janabat,” terangnya.
Cara lahir tersebut, kata Ustadz Syahruddin, hanya untuk membersihkan kesalahan atau kotoran lahir. Sedangkan untuk membersihkan kesalahan batin, harus dengan cara batin. Bagaimana caranya? “Di antara caranya adalah dengan bertaubat dan memperbanyak istighfar kepada Allah SWT,” ujar Ustadz Syahruddin yang juga jurnalis senior ini.
Ketua Umum Yayasan Rumah Berkah Nusantara ini menjelaskan, salah satu upaya yang penting dilakukan untuk membersihkan kesalahan lahir adalah dengan berwudhu. Wudhu salah satu kegunaannya adalah untuk membersihkan diri saat menghadap Allah dengan melaksanakan ibadah, khususnya shalat lima waktu.
“Tidak akan diterima ibadah shalat seseorang, jika dia tidak berwudhu,” ungkapnya.
Ditambahkannya, berwudhu bukan hanya asal wudhu, tetapi bagaimana meratakan air ke seluruh anggota wudhu pada tubuh. “Makanya banyak orang berwudhu, tetapi dia tidak mendapatkan makna sehat dengan apa yang dikerjakannya. Padahal wudhu itu sangat menyehatkan,” kata dia.
Bagaimana cara berwudhu dengan baik dan benar menurut syariat Islam dan mendapatkan makna sehat? Ustadz Syahruddin menyampaikan pentingnya meratakan air ke seluruh anggota wudhu. Dan meratakan air ke seluruh anggota wudhu perlu sentuhan tangan serta memberikan penekanan pada kulit.
Ia menyebutkan, kulit yang sering tersentuh, khususnya dengan air wudhu, maka ia akan terlihat awet muda dan penuh cahaya. Cara penekanan yang dilakukan dengan metode tapping (ditekan). “Banyak orang berwudhu, tapi asal basah, padahal air belum merata,” kata dia.
Karena itu, Syahruddin mengajak jamaah MT. Balwan memperbaiki diri saat berwudhu sehingga shalatnya akan diterima Allah SWT. “Sebagus apapun shalat kita, dan sesempurna apapun shalat yang dikerjakan, namun wudhunya rusak atau tidak sempurna, maka shalatnya tidak akan diterima Allah SWT,” ungkapnya.(abdul azis)
imbcnews/diolah/