Jakarta-IMBCNews- Bedah buku bertajuk “Populisme Islam dan Bagaimana Media Memberitakannya?” karya Usman Kansong digelar di sebuah hotel di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/11).
Selain penulis buku, bedah buku menghadirkan dua panelis, yakni Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Abdul Kohar dan Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, Agus Sudibyo.
Buku tersebut mengupas tentang populisme Islam yang sering dijadikan komoditas politik untuk kepentingan individu, kelompok atau golongan hingga kekuasaan.
Agus Sudibyo mengatakan, saat ini ada dua profesi yang universal, yang pertama dokter dan yang kedua wartawan. Mereka dalam bekerja tidak boleh pilih-pilih, siapapun harus dilayani tanpa memandang agama, suku dan bangsa.
“Namun pada kenyataan, si wartawan punya identitas, seperti agamanya. Wartawan bisa juga dilema identitas,” ujar Agus Sudibyo yang pernah menjadi anggota Dewan Pers.
Usman Kansong berharap karyanya ini mampu menjadi pembelajaran dalam menyambut pemungutan suara Pilkada 2024 pada 27 November mendatang. Sehingga tidak ada kasus politik identitas.
“Kalau dibilang tidak ada sama sekali memang tidak juga, politik identitas itu berkurang jauh sekali. Dan sehingga masyarakat kita harapkan dalam Pilkada bisa memilih secara rasional, bukan emosional,” jelasnya.
Mantan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) ini mengungkap bukunya diangkat dari penelitiannya untuk meraih gelar doktor. Namun, ia telah berubah judul dan beberapa redaksional agar mudah dimengerti oleh setiap lapisan masyarakat.
“Judul awalnya disertasi saya, Mediatisasi Populisme Islam di Pilkada DKI. Ini judul yang terlalu ilmiah, cocok buat disertasi, tapi buat buku mungkin kurang menjual ya. Karena itu saya ganti di buku judulnya Menjadi Populisme Islam di Indonesia dan Bagaimana Media Memberitakannya,” tandasnya. (KS)