IMBCNews, Rawamerta-Karawang | Miris…! Kayu-kayu bagian atas ruang kelas SDN Sekarwangi 2, Kecamatan Rawamerta pada lapuk. Keadaannya cukup mengkhawatirkan. Dikabarkan, usulan perbaikan atau rehabilitasi sudah masuk Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Karawang sekitar dua tahun lalu. Hingga kini, belum ada perbaikan.
Beberapa warga Rawamerta yang menyaksikan keadaan di gedung SDN Sekarwangi 2, antara lain AH Sutisna (56), mengaku sangat miris; Karena tahun 2024 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Karawang ke Disdikpora tergolong spektakuler; Besaran jumlahnya mencapai 1,5 triliun lebih.
“Ada apa ya, di Disdikpora? Padahal anggaran Disdikpora tahun ini dari APBD sangat besar. Tapi, sepertinya, terhadap SD Sekarwangi 2 kok terkesan abai perhatian ya,” kata Sutisna kepada IMBCNews, di Rawamerta, Selasa (2/7).
Ia mengemukakan, anggaran perbaikan fisik gedung sekolahan antara wilayah perkotaan dengan perdesaan, kesannya diskriminatif. Padahal, anak didik di daerah perdesaan, seperti di SDN Sekariwangi 2, berada di bawah tanggung-jawab pemerintah daerah yang sama.
“Heran saja saya. Gedung sekolah di perkotaan biasanya lebih cepat direspons oleh pihak Disdikpora Karawang. Namun, jika usulan perbaikan datangnya dari sekolah di perdesaan yang jauh dari pusat kota, cenderung sangat lambat responsnya,” sebut Sutisna.
Kepala SDN Sekarwangi 2 Hj Karnati, S.Pd.SD ketika dihubungi mengatakan, bangunan sekolah yang dipimpinya, ada ruang kelas tidak digunakan lagi untuk proses belajar-mengajar.
“Lihat saja sendiri. Tidak ada lagi atap gentengnya. Soalnya kayu-kayu rangka plafon dan kerangka atap sudah sangat rapuh termakan usia,” kata Karnati di ruang kerjanya kepada IMBCNews, Senin (1/7).
Menurut dia, pihak sekolah merasa khawatir jika kelas itu digunakan kegiatan belajar-mengajar. “Kami khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap anak didik mau pun guru,” ungkapnya.
Setelah keadaan mengkhawatirkan itu dirapatkan dengan menghadirkan Komite SDN Sekarwangi 2 dan perwakilan orang tua/wali, tutur Karnati, pihak sekolah mengambil kebijakan agar atap gentengnya diturunkan
“Jadi, kelas tersebut untuk sementara ya tidak dipakai untuk kegiatan belajar-mengajar. Ada kekhawatiran. Kayu-kayu penyanggah bagian atas dikhawarirkan patah karena sudah lapuk,” sebut Karnati.
Ia menambahkan, sejak dua tahun lalu dirinya telah mengajukan usulan ke Pemkab Karawang melalui Disdikpora agar dilakukan perbaikan atau rehabilitasi. Akan tetapi hingga sekarang, sebut Karnati, belum jelas kapan ruang kelas di SDN Sekarwangi 2 ini akan mulai diperbaiki. (hhr/asy0207: lpt/lpg)